Thailand Lepasliarkan Hiu Bambu yang Terancam Punah
BANGKOK, SATUHARAPAN.COM - Para peneliti perikanan menggunakan pedoman untuk menyelam ke dasar laut di mana mereka membuka keranjang-keranjang berisi penuh hiu bambu muda untuk dilepaskan di Teluk Thailand.
Hiu kecil yang bergerak lambat di dasar dengan tubuh bergaris dan ekor ekstra panjang itu telah terancam punah dalam beberapa tahun terakhir karena popularitas mereka di kalangan pengumpul ikan dan penikmat makanan eksotis.
Para peneliti telah melepas sejumlah hiu bambu remaja ke Teluk Thailand selama beberapa bulan terakhir dan berharap untuk dapat menghapus spesies hiu tersebut dari daftar merah "hampir terancam punah" yang dibuat oleh Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam.
"Kami menyelam ke dasar laut untuk melepaskan ikan di daerah yang aman sehingga mereka memiliki kesempatan lebih baik untuk bertahan hidup, daripada melepaskan mereka di permukaan air seperti kebanyakan hewan lainnya," kata petugas badan perikanan Thailand Udom Krueniam kepada Reuters pada awal Juni.
"Jika kita melepaskannya ke permukaan air, ada lebih banyak kemungkinan mereka akan dimakan oleh ikan yang lebih besar atau berenang keluar dari tempat berlindung," ujarnya.
Para peneliti pekan lalu melepaskan 40 hiu bambu bercorak pita coklat, yang berusia antara 2 hingga 3 bulan, di sebuah terumbu karang buatan pada kedalaman 18 meter.
Spesies hiu bambu berasal dari Teluk Thailand, dan juga ditemukan di sepanjang perairan Asia Tenggara, Jepang, dan Australia Utara.
Hiu bambu adalah salah satu predator laut terkecil yang tumbuh hingga panjang maksimum sekitar 1,2 meter.
Hiu bambu tidak mengancam manusia. Mereka makan terutama pada malam hari dengan menggunakan gigi kecil mereka untuk menangkap atau menghancurkan mangsa.
Para peneliti berharap hiu-hiu bambu yang dilepasliarkan itu akan menetap di rumah baru mereka, di mana mereka awalnya akan dilindungi oleh karang buatan dan diharapkan dapat berkembang biak.
Sementara itu di fasilitas penelitian di darat, seorang penangkar bernama Panida Bualangka dengan hati-hati menggunakan gunting untuk memotong ujung selubung telur ikan hiu untuk membantu melepaskan bayi hiu di dalamnya.
Para peneliti membantu menetaskan telur di akuarium, bukan di laut terbuka di mana mereka rentan terhadap predator lain.
Udom mengatakan proyek penetasan telur yang sukses tahun lalu memberi peneliti lebih banyak bayi hiu untuk dilepaskan tahun ini.
Proyek tersebut sejauh ini telah membantu menetaskan, merawat, dan mengirim lebih dari 200 hiu bambu ke Teluk Thailand.
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...