The Fed AS Turunkan Suku Bunga, RI Perkuat Ekonomi Nasional
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan langkah yang dilakukan Bank Sentral AS (The Fed) untuk menurunkan suku bunga acuan merupakan upaya mengantisipasi perlemahan ekonomi di Amerika Serikat (AS).
Dalam menghadapi kondisi ini, ia memastikan, pemerintah Indonesia bersama otoritas terkait terus melakukan berbagai upaya untuk menjaga kinerja perekonomian nasional .
"Kita tetap steady melihat mereka mau kemana, apa yang harus kita lakukan agar memperkuat perekonomian (nasional)," kata Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (19/9).
Sri Mulyani menjelaskan saat ini seluruh dunia sedang berupaya untuk beradaptasi atas dinamika perekonomian global yang masih diliputi ketidakpastian.
Oleh karena itu, menurut dia, setiap negara menyiapkan berbagai langkah antisipasi terhadap dampak dari kebijakan fiskal dan moneter dari negara maju lainnya.
Respons ini, tambah dia, harus dilakukan agar kebijakan ekonomi di negara lain tidak berdampak negatif ke situasi domestik.
Langkah antisipasi ini juga diperlukan agar pemerintah tidak terus-menerus melahirkan kebijakan yang reaktif dalam menyikapi suatu kejadian.
"Setiap negara berbeda, dari AS, tanda-tanda perlemahan terlihat tahun depan. Jadi mereka harus merespon dari sekarang. Ini policynya tidak berdiri sendiri," ujarnya.
Sebelumnya, The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 1,75-2 persen pada pertemuan 17-18 September 2019.
Dengan penurunan ini, The Fed memproyeksikan ekonomi AS akan tumbuh lebih baik, yaitu 2,2 persen pada 2019 dari proyeksi Juni lalu 2,1 persen.
Rupiah Diprediksi Menguat
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (19/9) diprediksi menguat setelah bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) menurunkan suku bunga acuannya.
"Sejak awal tahun The Fed sudah menurunkan suku bunga dua kali, dan kemungkinan The Fed akan turunkan satu kali lagi hingga akhir 2019 ini," kata ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Kamis (19/9).
The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunganya sebesar 25 basis poin menjadi 1,75-2 persen pada pertemuan 17-18 September 2019.
Dengan penurunan tersebut, the Fed memproyeksikan ekonomi AS akan tumbuh lebih baik, yaitu 2,2 persen pada 2019 dari proyeksi Juni lalu 2,1 persen.
Lana memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.000 per dolar AS sampai Rp14.050 per dolar AS.
Pada pukul 10.18 WIB, rupiah melemah 37 poin atau 0,27 persen menjadi Rp14.104 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.067 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.099 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.080 per dolar AS. (ANTARA)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...