TI: Korupsi Memburuk, Parpol Lembaga Paling Korup
BERLIN, SATUHARAPAN.COM - Di dunia, praktik korupsi makin buruk, dan politisi serta partai politik dinilai sebagai paling korup. Demikian hasil survei barometer global tentang korupsi 2013 yang dilakukan Transparansi Internasional, Selasa (9/7).
Survei global terbaru tentang korupsi itu dilakukan pada 107 negara dengan 114.000 orang responden. Hasil survei menunjukkan bahwa dalam dua tahun terakhir korupsi di dunia disebutkan makin buruk.
Survei opini Transparency International itu menunjukkan bahwa lebih dari satu dari dua orang responden berpendapat bahwa korupsi telah menjadi makin buruk. Survei itu juga menemukan bahwa 27 persen responden mengatakan mereka telah membayar suap ketika mengakses layanan publik dan lembaga pemerintahan dalam setahun terakhir.
Hasil survei itu mencerminkan bahwa bahwa korupsi telah menjadi masalah global. Korupsi bagaikan penyakit menular dalam tingkatan pandemik, karena menular ke banyak wilayah. Hasil survei itu menyebutkan bahwa pada 51 negara di seluruh dunia, partai politik dipandang sebagai lembaga yang paling korup.
Temuan penting dalam laporan tahun ini antara lain adalah di seluruh dunia penduduk berpendapat bahwa pemerintah mereka tidak cukup serius untuk memberantas korupsi. Selain itu, sembilan dari 10 orang yang disurvei mengatakan mereka akan bertindak melawan korupsi. Dua per tiga dari mereka yang diminta untuk membayar suap mengatakan mereka menolak.
Di negara miskin, korupsi lebih sering terjadi ketimbang di negara maju. Suap dan korupsi dilakukan juga oleh polisi. Hal itu terjadi pada satu dari tiga negara yang disurvei. Korupsi juga biasa dilakukan oleh lembaga peradilan di seperlima negara yang disurvei.
Empat negara yang dalam survei disebutkan paling banyak suap dan korupsi adalah Siera Leon, di mana sebanyak 84 persen responden menyebutkan adanya praktik korupsi di negara itu. Urutan kedua adalah, Liberia (75 persen), kemudian Yaman (74 persen), dan Kenya (70 Persen).
Sedangkan empat negara yang paling kecil suap dan korupsinya adalah Denmark, Finland, Japan and Australia yang masing-masing hanya satu persen. Indonesia dalam survei itu disebutkan mendapatkan angka 36 persen.
Jaktim Luncurkan Sekolah Online Lansia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur meluncurkan Sekolah Lansia Onl...