Tidak Ada Bukti Trump Berkolusi dengan Rusia
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Ketua komite kongres intelijen Amerika Serikat (AS) pada hari Minggu (19/3) mengatakan bahwa dia tidak melihat “ada bukti” bahwa tim kampanye Presiden Donald Trump berkolusi dengan Rusia menjelang pemilu 2016.
Berdasarkan “semua yang saya punya sampai pagi ini – tidak ada bukti kolusi,” kata Devin Nunes, kepala Komite Intelijen DPR, berbicara kepada program televisi Fox News Sunday.
Dia menyampaikan komentarnya sehari sebelum direktur FBI James Comey dijadwalkan akan hadir di hadapan panelnya, menghadapi legislator yang mencari jawaban mengenai kemungkinan hubungan Trump dengan Rusia dan tuduhan luar biasa Trump bahwa dia disadap oleh pendahulunya.
Sementara itu para direktur FBI dan NSA akan memberikan kesaksian yang sudah lama ditunggu dihadapan Kongres pada Senin (20/3) tentang keterlibatan Presiden Donald Trump dengan Rusia bahwa dia disadap oleh pendahulunya Barack Obama.
Direktur FBI James Comey dan Mike Rogers dari Badan Keamanan Nasional akan berbicara secara terbuka untuk pertama kalinya tentang dua isu yang mengguncang publik Amerika selama beberapa pekan dan memecah negara tersebut ke dua partai politik.
Comey akan memberikan kesaksian di hadapan Dewan Komite Intelijen di sebuah sidang yang bertujuan menyelidiki tuduhan Rusia ikut campur pada 2016. Rogers juga dijadwalkan untuk bersaksi.
Trump dan timnya dituduh memiliki hubungan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menjadi subjek dari banyak spekulasi sejak sebelum dia terpilih pada 8 November.
Badan-badan intelijen Amerika Serikat (AS) pada Januari mengambil langkah luar biasa untuk secara terbuka menyatakan bahwa mereka menduga para peretas bekerja agar Rusia masuk ke akun surel para politisi senior Demokrat dan mengungkapkan surel yang memalukan agar Trump mengalahkan Hillary Clinton.(AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...