Tidak Ada Hadiah Nobel Kesusasteraan Tahun Ini
STOCKHOLM, SATUHARAPAN.COM – Tahun ini Akademi Swedia (Swedish Academy) tidak mengumumkan pemenang Hadiah Nobel Kesusasteraan. Organisasi yang menentukan pemenang hadiah itu, seperti diberitakan BBC, dituduh terkait dengan skandal penyerangan seksual.
Enam anggota Akademi Swedia, mengundurkan diri terkait penanganan dugaan serangan seksual yang diduga dilakukan suami dari istri yang menjadi anggota Akademi.
Penanganan yang dianggap tidak sebagaimana mestinya itu membuat “kredibilitas” Akademi Swedia dipertanyakan.
Akademi itu pada hari Jumat (4/5/2018), seperti diberitakan Kantor Berita NHK, menyatakan Hadiah Nobel Sastra tahun 2018 akan diumumkan bersamaan dengan pemenang 2019 tahun depan. Disebutkan bahwa proses pemilihan pemenang akan berlanjut seperti biasa, tetapi pihaknya perlu waktu untuk memulihkan kepercayaan sebelum pemenangnya diumumkan.
BBC mencatat ini adalah skandal terbesar sejak Akademi Swedia menganugerahkan Nobel Kesusasteraan pada 1901.
Beberapa anggota mengatakan Nobel Kesusasteraan mestinya tetap diumumkan sesusai dengan tradisi yang telah berlangsung selama puluhan tahun, namun sejumlah anggota lain mengatakan Akademi Swedia tidak dalam situasi ideal untuk memberikan keputusan.
Dalam sejarahnya, Akademi ini beberapa kali tidak mengumumkan pemenang, yaitu selama enam tahun perang dunia dan pada 1935 ketika penyelenggara memutuskan tidak ada penulis yang layak dinobatkan sebagai pemenang.
Krisis terbaru dipicu oleh tuduhan yang muncul pada November lalu ketika fotografer Prancis, Jean-Clause Arnault, yang menjalankan proyek kebudayaan dengan dana dari Akademi Swedia, diduga melakukan serangan seksual terhadap 18 perempuan.
Sejumlah kasus yang dituduhkan diduga terjadi di gedung atau kantor milik Akademi Swedia.
Salah satu korban dugaan serangan, menurut koran Svenska Dagbladet, adalah Victoria, putri mahkota Swedia.
Koran itu mengatakan insiden terjadi di sebuah acara Akademi pada tahun 2006.
Seorang saksi mengatakan, dalam kejadian itu seorang staf Putri Victoria sampai harus mencampakkan tangan Arnault dengan paksa dari tubuh sang putri.
“Staf ini seorang perempuan. Ia melihat kejadian itu lalu bergegas menghampiri dan mendorongnya,” kata saksi itu, Ebba Witt-Brattstrom, kepada surat kabar Expressen.
Jean-Clause Arnault, mengutip BBC, sudah mengeluarkan bantahan.
Editor : Sotyati
Muslim Syiah Lebanon Membayar Harga Mahal untuk Perang Israe...
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Warga sipil Lebanon yang paling hancur oleh perang Israel-Hizbullah adalah M...