Tidak Ada Solusi Diplomatik dengan Rezim Putin untuk Akhiri Perang
HAMBURG, SATUHARAPAN.COM-Saat ini tidak ada solusi diplomatik untuk mengakhiri perang di Ukraina, kata salah satu pendiri Memorial, organisasi hak asasi manusia Rusia pemenang Hadiah Nobel, pada hari Minggu (4/12).
“Saya sangat yakin bahwa tidak ada solusi diplomatik dengan rezim Putin, selama itu masih ada,” kata Irina Scherbakova. “Solusi yang akan ada sekarang adalah solusi militer,” kata Scherbakova, yang diberikan penghargaan untuk pekerjaan hak asasi manusianya pada sebuah upacara di Hamburg, Jerman.
Pada akhirnya akan ada beberapa bentuk resolusi diplomatik untuk konflik tersebut, katanya. “Tapi keputusan ini, diplomasi ini hanya akan terjadi ketika Ukraina yakin telah memenangkan perang ini dan dapat menetapkan persyaratannya,” katanya.
Seruan tergesa-gesa untuk perdamaian adalah "kekanak-kanakan," katanya, menambahkan bahwa segala sesuatunya tidak akan kembali seperti semula sebelum pecahnya konflik. “Perang ini telah membalikkan banyak hal, tidak akan pernah seperti itu lagi,” katanya.
Di Hamburg, Scherbakova dianugerahi Penghargaan Marion Doenhoff untuk karyanya selama bertahun-tahun di bidang hak asasi manusia di negara asalnya oleh Kanselir Jerman, Olaf Scholz.
Upaya Scherbakova menunjukkan jalan “masa depan yang lebih baik untuk Rusia,” kata Scholz, bahkan jika prospeknya “tampaknya masih tidak mungkin.”
Perang tidak akan berakhir dengan “kemenangan bagi ekspansionisme Rusia Raya,” kata Scholz, yang berulang kali dikritik karena tidak berbuat lebih banyak untuk mendukung upaya perang Ukraina. Namun, Rusia akan "masih ada" setelah konflik berakhir, Scholz menekankan.
Organisasi Scherbakova, Memorial, akan diberikan Hadiah Nobel Perdamaian di Oslo pada Sabtu 10 Desember.
Memorial dianugerahi hadiah tersebut bersama dengan sesama juru kampanye Pusat Kebebasan Sipil di Ukraina dan aktivis Belarusia, Ales Bialiatski.
Salah satu organisasi kebebasan sipil terkemuka Rusia, Memorial, telah bekerja selama beberapa dekade untuk mengungkap teror dari era diktator Uni Soviet, Joseph Stalin, sekaligus mengumpulkan informasi tentang penindasan politik yang sedang berlangsung di Rusia.
Kelompok yang didirikan pada tahun 1989 itu ditutup paksa oleh pengadilan Rusia pada akhir 2021 dan Scherbakova meninggalkan Moskow setelah invasi ke Ukraina. Dia sekarang berbasis di Jerman. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...