Tiga Hari PPKM, Mobilitas di Banten Jakarta dan Jabar Masih Tinggi
Diperlukan penurunan 50% mobilitas untuk tekan angka kasus baru COVID-19.
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-“Melihat indikator mobilitas masyarakat dengan menggunakan Facebook Mobility, Google Traffic, dan Bright Light dari NASA. Ditemukan masih banyak sekali pergerakan masyarakat di tiga provinsi, yaitu, banten DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Hal itu dikatakan Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi, hari Senin (5/7). Hari ketiga pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, Koordinator PPKM Darurat yang juga Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan juga melakukan rapat dengan para Gubernur, Bupati dan Walikota serta aparat terkait untuk mengevaluasi PPKM Darurat di tiga provinsi yakni Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.
Ketiga indikator tersebut akan dibuat indeks komposit gabungan untuk menggambarkan mobilitas masyarakat secara umum. Menurut Jodi, berdasarkan analisis historis dibutuhkan penurunan mobilitas 30% untuk menurunkan jumlah kasus. Namun dengan varian delta saat ini, estimasinya membutuhkan penurunan 50% mobilitas masyarakat.
“Kita butuh saling mendukung untuk mencapai indikator ini. Tetap di rumah produktif dan ibadah di rumah,” kata Jodi.
Dia memaparkan, data indeks tersebut nantinya akan diberikan kepada masing-masing wilayah untuk segera dilakukan evaluasi dan intervensi. Data indeks mobilitas ini nantinya akan segera digabungkan ke website Kementerian Kesehatan agar masing-masing daerah dapat segera meng-up date secara harian, sekaligus dapat mengevaluasi pelaksanaan PPKM Darurat.
Untuk penyelarasan hasil tes agar dapat diakses banyak pihak, Kemenkes membuka akses bagi operator transportasi udara melakukan pengecekan kesehatan penumpang secara otomatis dengan menunjukkan QR Code di aplikasi “pedulilindungi” atau menunjukkan nomor NIK di counter check-in.
Semua data penumpang termasuk yang telah melakukan vaksinasi dan hasil pemeriksaan PCR/antigen mereka tersimpan dengan aman di Big Data Kemenkes atau new all record (NAR) Kemenkes RI. “Big data NAR ini terkoneksi dengan aplikasi “pedulilindungi”,” katanya.
Editor : Sabar Subekti
Program ULD Serap 770 Penyandang Disabilitas
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Ketenagakerjaan mengungkapkan, hingga Oktober 2024 program Un...