Tiga Menlu Bahas Konflik Israel-Palestina di Kairo
KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Para menteri luar negeri (Menlu) dan kepala intelijen dari Mesir, Yordania dan Otorita Palestina, hari Kamis (31/5) melangsungkan pertemuan di Kairo untuk membahas eskalasi aksi kekerasan terbaru antara Israel dan Palestina.
Pertemuan itu berlangsung setelah dicapainya gencatan senjata antara Israel dan Palestina pada hari Rabu (30/5) untuk mengakhiri aksi kekerasan terbesar sejak perang tahun 2014.
Pertempuran, yang berlangsung sepanjang hari Selasa dan berlanjut hingga malam hari, mencakup tembakan sejumlah roket dan mortir oleh militan Palestina ke Israel, sementara Israel melakukan puluhan serangan udara di Jalur Gaza.
Aksi kekerasan itu menimbulkan ketegangan di sepanjang perbatasan. Lebih dari 110 warga Palestina, banyak di antara mereka adalah demonstran yang tidak bersenjata, tewas ditembak Israel dalam demonstrasi mingguan yang dimulai sejak 30 Maret lalu, yang bertujuan untuk menuntut pencabutan blokade Israel dan Mesir terhadap Gaza.
Palang Merah Tingkatkan Bantuan
Palang Merah Internasional (ICRC) mengumumkan, Rabu (30/5), mereka mengirimkan tim ahli bedah dan spesailis medis lain, bersama suplai bantuan, ke Gaza untuk membantu mengatasi meningkatnya kebutuhan medis yang luar biasa di sana.
ICRC mengatakan bantuan medis selama enam bulan itu akan mencakup penyediaan 50 meja operasi yang diprioritaskan untuk orang-orang yang mengalami luka tembak menyusul aksi kekerasan yang meningkat di sepanjang perbatasan Israel-Gaza.
Pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 115 warga Palestina sejak akhir Maret lalu. Tindakan kekerasan yang dilakukan pasukan Israel ini telah memicu banyak kecaman. Israel menyalahkan kelompok militan Hamas memprovokasi kekerasan itu dan mengatakan bahwa mereka hanya bertindak melindungi perbatasan.
Kekerasan di sepanjang perbatasan telah mereda, Rabu, menyusul pengumuman sejumlah pejabat Palestina yang mengatakan bahwa kesepakatan gencata yang ditengahi Mesir telah tercapai dengan Israel.
Para pejabat Israel tidak mengukuhkan kesepakatan itu, namun mengatakan, jika serangan mortir dan roket dari militan di Gaza berhenti, Israel akan menghentikan serangan balasan.
Nickolay Mladenov, kooordinator khusus PBB untuk proses perdamaian di Timur Tengah menyerukan agar semua pihak yang terlibat menahan diri demi kepentingan rakyat mereka dan masa depan anak-anak mereka.
Mladenov berbicara pada pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB, Rabu, untuk membahas puluhan roket dan mortir yang ditembakan oleh Hamas dan kelompok-kelompok militan lain dari Gaza ke Israel sejak Senin. Sistem pertahanan misil Isarel, Iron Dome, berhasil menangkal roket-roket itu dan tidak ada korban dilaporkan tewas di pihak Israel. (VOA)
Editor : Melki Pangaribuan
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...