Tiga Pekan Protes Anti Rezim dan Kasus Jilbab di Iran, 108 Tewas
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM-Lebih dari 108 orang telah tewas dalam tindakan keras Iran pada lebih dari tiga pekan protes nasional yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini, kata kelompok Hak Asasi Manusia Iran (IHR) yang berbasis di Oslo.
Pasukan keamanan Iran juga menewaskan sedikitnya 93 orang dalam bentrokan terpisah di kota Zahedan, di provinsi tenggara Sistan-Baluchistan, kata IHR dalam sebuah pernyataan.
Protes meletus di seluruh Iran pada 16 September, ketika Amini meninggal tiga hari setelah koma menyusul penangkapannya di Teheran oleh polisi moralitas atas dugaan pelanggaran aturan pakaian jilbab yang ketat di Republik Islam untuk perempuan.
Kekerasan di Zahedan meletus pada 30 September selama protes yang dipicu oleh kemarahan atas laporan pemerkosaan seorang gadis remaja oleh seorang komandan polisi di wilayah tersebut.
Kelompok hak asasi manusia juga menyuarakan kekhawatiran pada hari Selasa atas tingkat tindakan keras di Sanandaj, ibu kota provinsi asal Amini, Kurdistan di barat Iran.
“Masyarakat internasional harus mencegah pembunuhan lebih lanjut di Kurdistan dengan mengeluarkan tanggapan segera,” kata direktur IHR, Mahmood Amiry-Moghaddam, dalam pernyataan hari Rabu (12/10).
IHR mengindikasikan penyelidikannya terhadap tingkat "penindasan" di Kurdistan telah terhambat oleh pembatasan internet dan memperingatkan "penumpasan berdarah yang akan datang" terhadap para demonstran di provinsi barat.
“Kota Sanandaj di provinsi Kurdistan telah menyaksikan protes yang meluas dan tindakan keras berdarah dalam tiga hari terakhir,” kata IHR, menambahkan bahwa jumlah kematian saat ini untuk provinsi tersebut tidak termasuk mereka yang tewas dalam periode itu.
Kelompok yang berbasis di Olso itu mengatakan sejauh ini telah mencatat 28 kematian di provinsi Mazandaran, 14 di Kurdistan, 12 di Gilan dan Azerbaijan Barat, dan 11 di provinsi Teheran.
Dikatakan pasukan keamanan Iran juga telah menangkap banyak anak yang memprotes di jalan-jalan dan di sekolah-sekolah dalam sepekan terakhir.
“Anak-anak memiliki hak hukum untuk protes, PBB memiliki kewajiban untuk membela hak-hak anak di Iran dengan memberikan tekanan pada Republik Islam itu,” kata Amiry-Moghaddam.
IHR mengatakan korbannya juga tidak termasuk enam kematian yang dilaporkan terjadi selama protes di dalam penjara pusat Rasht di Iran utara pada hari Minggu (9/10) karena masih menyelidiki kasus tersebut.
Dikatakan para pekerja juga bergabung dalam pemogokan nasional dan protes di pabrik petrokimia Asalouyeh di barat daya Iran, Abadan di Iran barat dan Bushehr di selatan. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...