Loading...
MEDIA
Penulis: Sabar Subekti 08:28 WIB | Rabu, 24 Juni 2020

Tiga Perusahaan Perlengkapan Outdoor Boikot Iklan di Facebook

Figur yang menggambarkan pernyataan kebencian di Facebook digambarkan selama parade Rosenmontag (Rose Monday) di Jerman pada 24 Februari 2020. (Foto: dok. Reuters)

SATUHARAPAN.COM-Perusahaan perlengkapan outdoor Patagonia adalah perusahaan terbaru yang mengumumkan boikot iklan Facebook dan aplikasi Instagram-nya untuk bulan Juli, atau mungkin lebih lama, dengan mengatakan raksasa media sosial itu telah gagal mengambil langkah untuk menghentikan penyebaran pada platformnya tentang “kebohongan yang penuh kebencian dan propaganda berbahaya."

Patagonia bergabung dengan The North Face dan perusahaan perlengkapan outdoor REI, yang telah mengumumkan boikot serupa dalam beberapa hari terakhir. Tidak jelas seberapa besar boikot akan mempengaruhi pendapatan iklan Facebook, yang hampir mencapai US$ 70 miliar pada tahun 2019, yang merupakan hampir seluruh pendapatan totalnya untuk tahun ini.

Patagonia, yang berbasis di Ventura, California, menghabiskan hampir US $ 1 juta untuk iklan tentang masalah sosial atau politik antara Mei 2018 dan Juni 2020, menurut perpustakaan iklan Facebook.

"Kami sangat menghormati keputusan merek apa pun, dan tetap fokus pada pekerjaan penting untuk menghapus pidato kebencian dan memberikan informasi pemungutan suara kritis," kata Carolyn Everson, wakil presiden kelompok bisnis global Facebook, dalam sebuah pernyataan.

Protes Kelompok Hak-hak Sipil

Pekan lalu, kelompok-kelompok hak-hak sipil meminta para pengiklan besar untuk menghentikan kampanye iklan Facebook selama bulan Juli, dengan mengatakan jejaring sosial tidak melakukan cukup banyak untuk membatasi konten rasis dan kekerasan di platformnya.

Kelompok-kelompok dalam kampanye "#StopHateforProfit", diluncurkan pada hari Rabu, termasuk Liga Anti-Penistaan, NAACP, Sleeping Giants, Color Of Change, Free Press dan Common Sense.

Kelompok-kelompok itu mengatakan Facebook memperkuat supremasi kulit putih, memungkinkan posting yang menghasut kekerasan dan mengandung propaganda politik dan informasi yang salah, dan tidak menghentikan "aktor jahat menggunakan platform untuk melukai."

Perusahaan-perusahaan teknologi besar telah berjuang untuk mengelola banjir posting dan video yang pengguna tempatkan di platform mereka setiap hari. Facebook mendapat kecaman karena memutuskan untuk membiarkan posting oleh Presiden AS, Donald Trump, yang menyarankan pengunjukrasa yang brutal terhadap polisi di Minneapolis dapat ditembak. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home