Tiga Ramuan Penting bagi Siswa SMP Agar Jadi Lulusan Terbaik

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM, Pendidikan karakter merupakan kegiatan yang dirancang untuk mendidik serta menguatkan kemampuan siswa Sekolan Menengah Pertama (SMP) guna membentuk karakter positif pada dirinya dan lingkungan sekitar. BPK PENABUR Jakarta, lewat SMPK 2 PENABUR yang berlokasi di Jalan Pembangunan III No.1, Petojo Utara, Gambir, Jakarta Pusat menerapkan 12 nilai karakter dalam Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Kristiani (PKBN2K). Terdiri dari nilai ketaatan, rendah hati, ketekunan, penguasaan diri, keberanian, kesetiaan, kejujuran, kesabaran, murah hati, pengorbanan, kepedulian, dan kebaikan.

Penerapannya melalui materi terfokus, siswa diajarkan mengenai 12 nilai karakter dengan disediakannya waktu khusus. Kemudian, siswa merefleksikan materi yang sudah disampaikan dalam kehidupan sehari-hari. Lalu, materi sisipan, dimasukkan ke dalam kegiatan belajar mengajar oleh guru di kelas. Berbagai kegiatan terkait PKBN2K yang diadakan oleh sekolah antara lain, bakti sosial, tutor sebaya, dan ekstrakurikuler.

“Kami juga memiliki beberapa program khusus sebagai pembiasaan dengan tujuan membentuk karakter siswa, yakni penerapan 5S (Sapa, Salam, Senyum, Sopan, dan Santun), renungan pagi, ibadah siswa, dan upacara.” tutur Maryuningtyas, Kepala SMPK 2 PENABUR.

Kemampuan 4C (Creative Thinking, Critical Thinking and Problem Solving, Communication, Collaboration) pada pembelajaran abad 21 juga penting dimiliki siswa SMP. Pengembangannya lewat ekstrakurikuler scratchrobo, yang menjadi salah satu program unggulan di SMPK 2 PENABUR.

“Pada ekstrakurikuler ini saya dan teman-teman diajarkan menggunakan micro:bit dan Scratch for Arduino. Lewat buku, saya mendapatkan petunjuk mengenai pembuatan suatu project, seperti bagaimana merakit struktur robot ataupun alat yang telah didesain. Selanjutnya, kami diberikan petunjuk mengenai kode program, sehingga alat yang telah dirancang dapat berjalan dengan lancar.” ujar Kimberly Sidharta Lie, siswa kelas VIII SMPK 2 PENABUR.

Pengaplikasian STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics) di SMPK 2 PENABUR diterapkan lewat ekstrakurikuler scratchrobo. Siswa diajarkan membuat rancangan konstruksi bangunan dengan menggunakan prinsip fisika dan matematika, seni untuk desain, teknologi koding sederhana dengan menggunakan scratch dan jaringan lewat bluetooth serta troubleshooting.

“Penerapan STEAM terjadi dalam serangkaian proses ekstrakurikuler scratchrobo, seperti pengertian rangkaian mesin dan alat blok, kode pemrograman blok ataupun javascript, perhitungan dan pemecahan masalah saat membuat project, serta desain luar bagian robot yang dapat menarik perhatian audience.” jelas Kimberly.

“Kemampuan 4C pada siswa dapat meningkat lewat ekstrakurikuler scratchrobo, karena komunikasi dan kerja sama antar siswa terjalin secara berkelanjutan. Kreativitas pembuatan konstruksi dan kemampuan berpikir kritis untuk menyelesaikan masalah juga semakin terasah.” ujar Maryuningtyas.

Ekstrakurikuler bahasa pun menjadi program unggulan lainnya yang dimiliki SMPK 2 PENABUR, “Minat siswa dalam mempelajari bahasa asing, seperti Jerman dan Jepang sangat tinggi. Tujuannnya untuk memberi kesempatan bagi siswa memahami budaya baru, tuntutan zaman di mana bahasa asing sangat dibutuhkan, serta menyiapkan siswa dalam berkomunikasi agar siap melanjutkan studi ke luar negeri.” lanjut Maryuningtyas.

Pengembangan karakter, penguasaan kemampuan 4C, serta bahasa, merupakan tiga ramuan penting yang harus dimiliki siswa SMP, sehingga dapat menjadi lulusan terbaik BPK PENABUR Jakarta.Hal tersebut sejalan dengan profil lulusan BEST BPK PENABUR. Be Tough, memiliki jati diri, spiritualitas, dan karakter kristiani yang utuh dan tangguh. Excel Worldwide, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, menguasai bahasa internasional dan memiliki jiwa kepemimpinan untuk tujuan positif. Share with Society, menghargai kemajemukan dan memiliki kepedulian sosial. Trust in God, memiliki sikap mengandalkan Tuhan dan menunjukkan sikap takut akan Tuhan dalam kehidupan keluarga, sekolah, gereja, dan masyarakat.

Editor : Eti Artayatini