Timor Leste-Australia akan Hentikan Perjanjian Maritim
SYDNEY, SATUHARAPAN.COM - Perjanjian terkait perbatasan maritim antara Timor Leste dan Australia yang memutus ladang minyak dan gas yang menguntungkan di Timor Leste akan dihentikan, ungkap kedua belah pihak pada hari Senin (9/1).
Dili dan Canberra telah bersengketa atas isu tersebut selama satu dekade, dan isu itu tahun lalu dibawa ke Mahkamah Arbitrase Permanen di Den Haag.
Timor Leste saat ini secara resmi telah memberi tahu negara tetangga selatan itu bahwa mereka ingin mengakhiri Pengaturan Maritim Tertentu di Laut Timor (Certain Maritime Arrangements in the Timor Sea/CMATS), yang merinci pendapatan mendatang dari cadangan minyak dan gas di area itu.
“Pemerintah Australia telah menerima pemberitahuan tentang harapan ini dan mengakui bahwa Timor Leste memiliki hak untuk memulai pemutusan perjanjian,” ungkap kedua pihak pihak dalam sebuah pernyataan gabungan.
“Dengan demikian, Perjanjian CMATS itu akan berhenti diberlakukan tiga bulan setelah tanggal pemberitahuan tersebut.”
Batas hak maritim Timor-Leste. (Foto: laohamutuk.org)
Mereka tidak memberikan tanggal pasti pemberitahuannya, tetapi menyatakan bahwa kedua pemerintah berkomitmen untuk menegosiasikan batas maritim permanen yang baru.
Timor Leste, yang meraih kemerdekaan dari pendudukan Indonesia sejak 2002, adalah negara miskin dan sangat bergantung pada ekspor minyak dan gas.
Pada 2006, mereka menandatangani perjanjian CMATS bersama Australia, yang mencakup ladang gas Greater Sunrise antara kedua negara, dengan nilai miliaran dolar.
Namun, Dili sejak saat itu menuduh bahwa Australia memata-matai mereka untuk mendapatkan keuntungan komersial selama negosiasi pada 2004 dan menuntut penghentian perjanjian tersebut. (Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...