Tiongkok Ajak Taiwan Jaga Teritorial Laut China Selatan
BEIJING, SATUHARAPAN.COM – Tiongkok mengajak Taiwan menjaga dan melakukan patroli untuk bersama-sama menjaga kedaulatan teritorial dan kepentingan maritim di kawasan Laut China Selatan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying, hari Senin (2/11) mengatakan banyak orang Tiongkok dan Taiwan memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk melakukannya.
Komentar dari Tiongkok dikemukakan menanggapi pernyataan oleh otoritas Taiwan mengenai Laut China Selatan selama akhir pekan.
Pernyataan otoritas Taiwan, dirilis pada hari Minggu (1/11), mengatakan Taiwan tidak akan menerima putusan itu dengan Majelis Arbitrase pada yurisdiksi dan diterimanya Laut China Selatan.
Pengadilan, yang berbasis di Den Haag, memutuskan pada hari Kamis (29/10) bahwa kawasan tersebut memiliki yurisdiksi atas kasus yang diajukan oleh Filipina.
Pemerintah Taiwan menyerukan penyelesaian damai dalam sengketa wilayah di Laut Tiongkok Selatan dengan menegaskan kembali posisinya atas beberapa faktor pendukung.
Dalam keterangan pers hari Jumat (30/10), Kantor Penghubung Pers Kementerian Luar Negeri Taiwan, menyatakan bahwa dari perspektif sejarah, geografi, dan hukum internasional, Kepulauan Nansha (Spratly), Kepulauan Sisha (Paracel), Chungsha (tepi Macclesfield), dan perairan di sekitarnya merupakan bagian yang melekat dari wilayah Taiwan.
Menurut pejabat tersebut, seharusnya Pemerintah Taiwan menikmati semua hak untuk pulau-pulau dan perairan di sekitarnya sesuai dengan hukum internasional.
Oleh sebab itu, Pemerintah Taiwan tidak mengakui klaim kedaulatan atau pendudukan atas daerah-daerah tersebut oleh negara-negara lain, terlepas dari alasan yang dikemukakan atau metode yang digunakan untuk mengklaim wilayah tersebut.
Kawasan Latihan Perang
Kawasan Laut China Selatan tidak hanya kaya akan sumber daya kelautan, namun juga strategis sebagai tempat latihan perang, sehingga tidak jarang muncul konflik salah satunya seperti yang terjadi Pada akhir Oktober 2015, Kapal perusak angkatan laut AS "USS Lassen" mendekat hingga sejarak 12 mil laut ke pulau buatan yang dibangun Tiongkok pada tahun 2014 di Laut China Selatan. "Kapal perang itu, Selasa (27/10/15), melakukan patroli selama beberapa jam di dua pulau buatan dekat kepulauan Spratly,” kata salah satu pejabat di Kementrian Pertahanan AS. Dengan aksi militer ini, Washington mendemonstrasikan penolakan atas klaim Tiongkok di kawasan sengketa tersebut.
Pemerintah di Beijing marah dengan aksi angkatan laut AS itu dan memperingatkan Washington agar menghentikan provokasi. Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengritik patroli AS di kawasan sengketa di Laut China Selatan itu. (xinhuanet.com/dw.com)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...