Tiongkok Bangun Landasan Udara di Pulau Buatan di Laut China Selatan
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Tiongkok kemungkinan tengah membangun landasan pesawat udara ketiga di pulau-pulau buatan di Laut China Selatan. Demikian dikatakan kelompok think-tank Amerika Serikat. Hal itu berarti sebuah langkah cenderung meningkatkan ketegangan dengan Washington menjelang kunjungan kenegaraan Presiden Tiongkok.
Tiongkok mengklaim hampir seluruh laut itu dan selama tahun lalu telah menegaskan sikapnya dengan mengkonversi secara cepat terurmbu karang kecil menjadi pulau-pulau untuk fasilitas yang digunakan militer.
Taiwan, Vietnam, Filipina, Malaysia dan Brunei semua memiliki klaim atas perairan itu, yang merupakan jalur pelayaran strategis yang sangat penting dan bisa menjadi pelabuhan minyak dan gas.
Pentagon telah memperingatkan bahwa kegiatan Beijing mengubah status quo regional, dan telah menimbang mengirimkan kapal perang dan pesawat pengintai dalam waktu 12 mil laut di zona teritorial yang normal dari pulau buatan baru itu.
Landasan Udara
Pekerjaan untuk pulau buatan dimulai tahun lalu dengan 3.000 meter panjang landasan pacu pada pulau karang di kepulauan Spratly, sekitar 1.000 kilometer dari Provinsi Hainan, Tiongkok.
Sekarang telah mencapai tahap seperti yang ada di gambar, kata Pusat yang berbasis di Washington untuk Studi Strategis dan Internasional (CSIS) pada Selasa (15/9), seperti dikutip AFP.
Foto satelit dari karang lain, Subi, terlihat di mana hampir empat juta meter persegi lahan telah direklamasi. Pekerjaan konstruksi landasan pacu kemungkinan sedang dilakukan, katanya.
Dan foto satelit yang diambil pekan lalu menunjukkan bahwa dinding penahan gelombang telah dibangun di pulau karang Mischief (Mischief Reef), menciptakan area seluas 3.000 meter persegi. Pabrik semen yang mengatur, kata CSIS, "menunjukkan landasan pacu lain bisa dalam pembangunan."
Gambar tersebut menunjukkan hal yang bertentangan dengan klaim Tiongkok pada bulan Agustus bahwa kegiatan reklamasi telah berhenti.
Tiga Landasan
Mischief Reef berada hanya 21 mil laut dari wilayah Second Thomas Shoal, Filipine, negara yang anggaran pertahanannya sangat kecil dibanding Tiongkok. Pada tahun 1999 kapal Tiongkok sengaja mendarat untuk melayani kebutuhan dasar darurat pasukan marinir.
"Sebuah landasan ketiga dibangun di Mischief Reef ... akan melengkapi segitiga yang secara signifikan meningkatkan patroli udara dan kemampuan Tiongkok atas perairan yang diperebutkan di Kepulauan Spratly," tulis Gregory Poling dari CSIS. Hal ini akan meningkatkan ketegangan.
Sementara itu, Presiden Tiongkok, Xi Jinping, akan melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya ke AS pekan depan. Dia mengatakan, "Beijing tampaknya mengirim pesan ke Presiden AS, Barack Obama, bahwa Tiongkok bertekad untuk memajukan kepentingan di Laut China Selatan bahkan jika akhirnya dalam ketegangan dengan Amerika Serikat."
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...