Tiongkok Keluarkan Peringatan Kemungkinan Badai Salju
BEIJING, SATUHARAPAN.COM – Observatorium cuaca Tiongkok mengeluarkan peringatan biru–kode peringatan paling rendah dalam sistem peringatan cuaca–terkait turunnya salju di Beijing dan kota-kota tetangga lainnya.
Pusat Meteorologi Nasional hari Sabtu (21/11) seperti diberitakan Xinhua menyebut badai salju akan melanda Mongolia dan provinsi utara Shanxi, Hebei, Beijing dan Tianjin pada hari Sabtu dan Minggu, dengan ketebalan salju hingga 12 milimeter.
Pusat Meteorologi Nasional menyarankan penduduk yang tinggal di daerah terdampak salju mengambil tindakan pencegahan karena suhu diperkirakan akan terus turun.
Dalam sistem peringatan cuaca Tiongkok ada empat kode warna, merah mewakili cuaca yang paling parah, diikuti oleh oranye, kuning dan biru yang paling minimal.
Sun Jun, seorang peramal cuaca dari Pusat Meteorologi Nasional, mengatakan suhu dingin akan membuat rekor dibandingkan dengan rata-rata historis pada bulan November.
“Warga Beijing kemungkinan dapat menikmati langit biru dan kualitas udara yang baik selama beberapa hari setelah salju,” kata Sun Jun seperti diberitakan China Daily.
Jun menjelaskan warga Beijing telah mendapat hujan salju pertama pada Jumat (6/11) lalu, atau lebih cepat 20 hari dibandingkan dengan tahun lalu.
Jun menguraikan bahwa salju kedua akan turun lagi akhir pekan depan, Jumat (27/11). “Hujan salju akan sering terjadi di Beijing,” dia menambahkan.
Beberapa daerah seperti Hebei, Shanxi dan provinsi Jilin, dan wilayah otonomi Mongolia juga mengalami hujan salju pada hari Kamis (26/11) atau Jumat (27/11). Hujan dan salju akan terus dalam lima hari mendatang di sebagian besar wilayah.
Jun mengatakan salju dalam intensitas tinggi pada Jumat (27/11) diperkirakan mengakibatkan bencana di beberapa daerah dan persiapan terkait harus dilakukan untuk meminimalkan dampak pada transportasi, pengoperasian pelayanan perkotaan dan peternakan.
Pemerintah Kota Beijing menjamin pasokan listrik dan gas, dan membuat pengaturan Dinas Pelayanan Publik untuk menyekop salju dan menjamin bahwa lalu lintas terus bergerak.
Ahli meteorologi mengatakan tahun ini secara periodik gelombang El Nino mungkin salah satu yang terkuat dalam lebih dari setengah abad dan menyebabkan penyimpangan dalam iklim global. Salju yang turun lebih cepat di Tiongkok juga merupakan bagian dari konsekuensinya.
Tahun 2014 adalah tahun terpanas dalam catatan dan sembilan bulan pertama sementara 2015 juga terpanas dibanding tahun-tahun sebelumnya, menambahkan urgensi untuk konferensi iklim PBB yang akan diadakan pada akhir bulan ini di Paris.
Zheng Guoguang, Kepala Administrasi Meteorologi Tiongkok, mengatakan Tiongkok merupakan salah satu negara yang pertama di antara negara-negara berkembang untuk mengadopsi langkah-langkah aktif dalam mengatasi perubahan iklim.
Chen Ying, seorang peneliti di Institut Perkotaan dan Lingkungan Studi di Akademi Ilmu Sosial Tiongkok, mengatakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim di Paris akan menjadi awal yang baru bagi rezim global mengatasi perubahan iklim.
“Keberhasilan konferensi Paris akan dinilai apakah dapat mencapai kesepakatan yang adil, efektif dan saling menguntungkan,” kata Chen. (xinhuanet.com/chinadaily.com.cn).
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...