Tiongkok Protes Perusahaannya Kena Sanksi AS
Tiongkok mengatakan negara itu bertekad mempertahankan resolusi-resolusi PBB atas Korea Utara karena melakukan percobaan misil dan nuklir.
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Tiongkok, hari Selasa (27/9) menentang tiap usaha negara asing untuk “memberlakukan peraturan dalam negerinya atas perusahaan-perusahaan dan perorangan di Tiongkok.”
Pernyataan itu dikeluarkan setelah Amerika Serikat (AS) mengenakan sanksi atas sebuah perusahaan Tiongkok yang dituduh mendukung program senjata nuklir Korea Utara.
Ketika ditanya tentang langkah Amerika itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Geng Shuang mengatakan, Tiongkok bertekad mempertahankan resolusi-resolusi PBB atas Korea Utara karena melakukan percobaan misil dan nuklir.
Shuang mengatakan tiap orang atau perusahaan yang terbukti melanggar peraturan akan dihukum, dan jika perlu Tiongkok akan bekerjasama dengan negara lain dalam menghadapi hal ini, tapi atas dasar persamaan dan saling hormat.
“Saya juga ingin menjelaskan bahwa kami menentang usaha negara mana pun yang akan melaksanakan 'yurisdiksi jarak jauh' dengan menggunakan peraturan domestiknya sendiri terhadap sebuah entitas atau perorangan di Tiongkok,” kata Shuang dalam sebuah keterangan pers.
“Kami sudah menyampaikan sikap ini kepada pihak Amerika,” tambahnya.
Departemen Keuangan AS kemarin mengumumkan sejumlah tuduhan kriminal dan sanksi-sanksi ekonomi atas sebuah perusahaan mesin industri Tiongkok, Dandong Hongxiang Industrial Developmental Company Limited (DHID).
Ketua dewan direksi perusahaan itu, Ma Xiaohong, dan tiga orang pejabat tinggi lainnya hari Senin dituduh berkomplot untuk menghindari sanksi-sanksi terhadap Korea Utara, termasuk dengan membantu pencucian uang lewat lembaga-lembaga keuangan AS.
DHID juga sedang diselidiki oleh pemerintah Tiongkok karena hubungannya dengan bank Korea Utara Kwangson Banking Corporation, yang sebelum ini disebut oleh Amerika dan PBB telah memberikan jasa keuangan untuk mendukung program senjata Korea Utara.
“Ini menunjukkan bahwa kita bisa bekerjasama dengan Tiongkok, dan kami sama-sama melihat pentingnya untuk menekan Korea Utara,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Mark Toner.
“Tuduhan atas DHID itu penting untuk mempertahankan integritas sanksi-sanksi yang dikenakan oleh Amerika dan PBB atas Korea Utara,” kata Toner. (voaindonesia)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...