DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja
08:34 WIB | Senin, 20 Oktober 2014
Tiongkok Tuduh Asing di Balik Aksi Demo Hong Kong
HONG KONG, SATUHARAPAN.COM - Pemimpin Hong Kong CY Leung menuduh ada "kekuatan eksternal" terlibat dalam protes prodemokrasi di wilayah itu, namun klaim itu dibantah keras oleh demonstran.
Dalam sebuah wawancara TV pada Minggu (19/10), CY Leung mengatakan aksi unjuk rasa yang melumpuhkan bagian wilayah Hong Kong selama tiga minggu terakhir, sudah "out of control" bahkan dari koordinator aksi unjuk rasa sendiri.
Para pengunjuk rasa terus menyerukan pemilu di Hong Kong harus sepenuhnya demokratis.
Mereka tidak menerima dan marah dengan keputusan pemerintah Tiongkok yang akan menentukan calon-calon pemimpin Hong Kong pada pemilu tahun 2017 nanti.
Polisi dan demonstran telah bentrok di tengah ketegangan dalam beberapa hari terakhir.
Pimpinan dari kelompok mahasiswa dan pejabat Hong Kong telah sepakat akan mengadakan perundingan pada hari Selasa (21/10). Pembicaraan direncanakan disiarkan langsung di televisi.
CY Leung saat berbicara di TV mengatakan protes itu "tidak sepenuhnya gerakan dalam negeri, ada kekuatan eksternal yang terlibat", namun dia tidak memberikan rincian atau nama negara yang dituduh terlibat.
Alex Chow, dari Federasi Mahasiswa Hong Kong, salah satu kelompok unjuk rasa, mengatakan jika pernyataan adanya kekuatan asing yang menyusupi gerakan ini tepat sebelum diskusi digelar, adalah tanda CY Leung berupaya menghentikan seluruh gerakan dengan cara apapun.
"Sebagai kepala eksekutif Hong Kong, dia mungkin harus memiliki bukti kuat sebelum membuat pernyataan seperti itu. Dia tidak bisa hanya mengatakan ada infiltrasi asing dan ini benar-benar tidak bertanggung jawab," kata Alex Chow.
Sedangkan seorang pengunjuk rasa, Jeffrey Hui, mengatakan kalau gerakan ini adalah murni dari warga, murni oleh mereka yang tinggal di Hong Kong, orang-orang yang peduli pada masa depan Hong Kong, yang berdiri dan melawan rezim.
Pejabat Tiongkok Daratan sudah sering memperingatkan adanya "campur tangan asing" di Hong Kong, sementara media pemerintah Tiongkok menuduh Barat "menghasut" untuk melakukan aksi protes.
Sementara analis berpendapat bahwa Tiongkok bisa saja membuat tuduhan untuk mencegah pemerintah asing mendukung aksi protes.
Puluhan ribu orang bergabung dalam demonstrasi sejak awal bulan ini, menuntut demokrasi penuh.
Namun sekarang jumlah demonstran semakin berkurang dalam beberapa hari terakhir, beberapa aktivis tetap bercokol di daerah Admiralty Hong Kong Island, dan di Mong Kok, sebuah distrik perumahan dan pusat perbelanjaan. (bbc.com)
BERITA TERKAIT
KABAR TERBARU
Rusia Tembakkan Rudal Balistik Antarbenua, Menyerang Ukraina
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Rusia meluncurkan rudal balistik antarbenua saat menyerang Ukraina pada hari K...