TNI Dukung Pengusutan Kematian Pendeta Yeremia
INTAN JAYA, SATUHARAPAN.COM - Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) menemukan adanya dugaan keterlibatan TNI dalam kasus kematian pendeta Yeremia Zanambani di Intan Jaya.
Tentara Nasional Indonesia (TNI) menegaskan tidak akan menutupi perilaku oknum aparat yang terlibat.
Kepala Penerangan Kogabwilhan III, Kol Czi IGN Suriastawa buka suara terkait dugaan keterlibatan anggota TNI dalam kasus kematian pendeta Yeremia Zanambani di Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Suriastawa menyatakan bahwa TNI sangat menjunjung tinggi proses hukum sebagai tindak lanjut dari pengusutan kematian pendeta Yeremia.
"TNI tidak akan menutupi perilaku oknum aparat yang jelas-jelas melanggar hukum, aturan dan perintah-perintah dinas. Ini merupakan komitmen pimpinan TNI untuk menjadikan TNI sebagai institusi yang taat hukum," kata Suriastawa dalam keterangan resminya yang diterima VOA, Rabu (21/10).
Lanjut Suriastawa, apabila aparat memang terlibat dalam penembakan yang menewaskan pendeta Yeremia, proses hukum terhadap terduga oknum akan mudah diikuti oleh semua pihak karena organisasi TNI-Polri sangat jelas.
"Identitas personel, kesatuannya, dan komandonya jelas. Bahkan bila dilaksanakan persidangan, juga jelas mekanismenya," ujarnya.
Namun, Suriastawa mempertanyakan bagaimana jika pelaku penembakan terhadap pendeta Yeremia adalah kelompok separatis bersenjata (KSB). Tentu proses hukum akan sulit dilanjutkan karena tidak jelas pelaku, organisasinya, dan lain-lain.
"Apalagi sesaat setelah penembakan TGPF, KSB mengaku bertanggung jawab sekaligus menolak keberadaan tim investigasi beserta hasilnya. Kita semua harus mendukung proses pro justitia yang akan dilakukan oleh pemerintah, demi keamanan di Papua," tutupnya.
Pelaku Penembakan
Sementara para pimpinan perwakilan gereja di Papua, masih pada sikap awal yang meyakini bahwa pelaku penembakan terhadap pendeta Yeremia adalah anggota TNI.
Ketua Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Sinode Wilayah II Papua, pendeta Petrus Bonyadone saat dihubungi VOA mengatakan fakta keterlibatan anggota TNI dalam kematian Yeremia tak dapat dibantahkan.
"Berdasarkan hasil investigasi yang sudah disampaikan TGPF itu oke-oke saja. Tapi dari sisi gereja, tetap pada apa yang kami dengar dari kesaksian para saksi-saksi yang menyampaikan bahwa itu yang melakukan itu (penembakan) adalah TNI," katanya, Rabu (21/10) malam.
Masih kata Petrus, oknum anggota TNI yang terlibat dalam kemarian pendeta Yeremia harus menunjukkan sikap jentelmen sebagai seorang prajurit.
"Seharusnya bisa terus terang itu jauh lebih baik. Kalau oknum yang melakukan itu baik atas nama institusi dia memang disuruh atau secara pribadi melakukannya, harus disampaikan ke tim penyidik agar ini bisa disampaikan secara terang benderang," ujarnya.
Tudingan keterlibatan anggota TNI dalam kasus kematian pendeta Yeremia bukan tanpa sebab. Sebelum meninggal, pendeta Yeremia sempat menyatakan bahwa pelaku penembakan terhadap dirinya adalah anggota TNI.
Petrus mengatakan pernyataan itu berdasarkan fakta di tempat kejadian, bukan berita yang dibuat-buat.
"Ada keluarga yang menyaksikan itu secara khusus sebelum almarhum menghembuskan napas terakhir. Itu (pelaku) sudah disampaikan ke istri Yeremia dan satu mama dan bapa yang jaga beliau sampai meninggal," ungkapnya.
Sebelumnya, TGPF Intan Jaya menjelaskan bahwa pihaknya belum mendapatkan saksi mata yang melihat langsung kejadian penembakan terhadap pendeta Yeremia. Kendati TGPF Intan Jaya telah melakukan investigasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara tewasnya pendeta Yeremia.
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...