TNI-Polri Masih Cari Tiga Jenazah Karyawan Istaka Karya
TIMIKA, SATUHARAPAN.COM - Aparat gabungan TNI dan Polri hingga Jumat pagi (7/12) masih mencari tiga lagi jenazah karyawan PT Istaka Karya (Persero) yang dibunuh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Gunung Kabo, Distrik Yall, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua, 2 Desember 2018.
Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring di Timika, Jumat pagi, mengatakan jenazah ketiga karyawan Istaka Karya itu diperkirakan berada di lokasi berbeda dari 16 jenazah rekan mereka yang dibantai di Gunung Kabo.
"Kita perkirakan ada tiga jenazah lagi yang sekarang sedang dilakukan pencarian," kata Pangdam.
Kapolda Papua Irjen Polisi Martuani Sormin mengatakan upaya pencarian jenazah para korban menghadapi hambatan cukup berat. KKB menyerang dan menembaki aparat.
Dalam beberapa kasus penembakan di Papua, KKB itu selalu menunggui jenazah. "Mereka pasti melakukan penyerangan terhadap anggota kita yang hendak mengambil jenazah. Kasus seperti itu juga terjadi di Lanny Jaya beberapa waktu lalu," kata Kapolda.
Kondisi seperti itu juga terjadi di Gunung Kabo, Distrik Yall, Kabupaten Nduga.
KKB pimpinan Egianus Kogoya yang berada di area ketinggian menembaki aparat TNI dan Polri saat hendak mengevakuasi 16 jenazah karyawan PT Istaka. Dalam insiden itu seorang anggota Brimob terluka akibat terkena tembakan peluru KKB.
"Kita semua berharap cuaca di sana hari ini cerah sehingga kita bisa mengevakuasi secepatnya delapan jenazah yang telah kita kumpulkan di Mbua ke Timika," katanya.
Menurut Kapolda, tiga jenazah lagi yang belum ditemukan. Prajurit TNI-Polri terus mencari ketiga jenazah itu di Bukit Kabo.
Aparat juga terus berupaya mengevakuasi seluruh warga non Papua yang masih berlindung dan diamankan penduduk asli di Nduga untuk segera keluar dari wilayah itu. Mereka menjadi target atau sasaran tindak kekerasan oleh KKB.
"Yang jelas pekerja yang orang pendatang juga kami evakuasi ke Timika. Kalau warga sipil Papua tidak masalah, yang jadi masalah itu pendatang karena memang menjadi target KKB, Makanya kita evakuasi," kata Kapolda.
Ditolak Warga
Martuani Sormin mengatakan Nduga merupakan satu-satunya kabupaten di Provinsi Papua yang sebagian warganya hingga kini masih menolak kehadiran TNI dan Polri.
"(Sebagian warga) Kabupaten Nduga sampai dengan hari ini menolak kehadiran TNI Polri. Bahkan yang lebih miris lagi, kami di Nduga hanya punya Polsek dan Pos Koramil," kata Kapolda di Timika, Jumat.
Kapolda mengatakan Kantor Polsek yang ada di wilayah rawan konflik bersenjata itu baru di Kenyam, ibu kota Kabupaten Nduga.
Polda Papua telah menjajaki untuk meningkatkan status Polsek Kenyam menjadi Polres setelah ada permintaan dari Bupati Nduga Yarius Gwijangge yang telah menandatangani surat keputusan pelepasan tanah adat untuk pembangunan Mapolres Nduga.
Sementara rencana pembangunan Polsek Mapenduma juga menuai penolakan dari oknum warga setempat.
"Memang ada sebagian kecil yang menolak kehadiran TNI dan Polri di sana. Tapi kami pastikan bahwa yang sebagian kecil itu hanyalah oknum, bukan masyarakat yang menolak kehadiran TNI dan Polri," kata Irjen Sormin.
Dengan semakin meningkatnya kasus kekerasan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata di Nduga, Polda Papua bersama Kodam XVII/Cenderawasih berkomitmen untuk segera menempatkan pasukan TNI dan Polri di wilayah tersebut.
Dukungan Bupati Nduga
Sebelum terjadi kasus pembantaian terhadap pekerja PT Istaka Karya di Gunung Kabo, Distrik Yall, beberapa kali terjadi tindak kekerasan terhadap warga sipil di Nduga yang ditengarai dilakukan oleh KKB. Seperti kasus penyekapan dan pelecehan seksual yang menimpa guru dan petugas kesehatan di Mapenduma.
Beberapa kali armada pesawat terbang perintis juga diberondong tembakan oleh KKB saat mendarat di Kenyam hingga menyebabkan seorang pilot terluka beberapa bulan lalu.
Atas kondisi yang tidak aman itu, beberapa waktu lalu Bupati Nduga Yarius Gwijangge menemui Kapolda Papua Irjen Polisi Martuani Sormin di Jayapura untuk meminta segera dibentuk Polres Nduga di Kenyam.
Bupati Nduga Yarius Gwijangge berjanji akan membantu sepenuhnya pembangunan Polres Mapolres Nduga dan Polsek Mapenduma.
"Saya sudah tanda tangan surat pelepasan tanah itu dan sedikit-sedikit sudah mulai dilakukan pembersihan, walau sebagian besar masih hutan," kata Yarius belum lama ini di Jayapura.
Bupati Nduga mendukung penuh langkah Polda Papua menumpas kelompok bersenjata yang sering berulah di daerahnya.
Pelaku kekerasan di Mapenduma harus ditangkap dan dilakukan penindakan hukum.
"Saya hanya ingin secepatnya ada Polres Nduga. Saya sudah bosan dan pusing dengan kelompok ini dan harus ada dukungan dari keamanan. Pemerintah dan aparat keamanan dapat berjalan bersama dalam mengatasi permasalahan yang terjadi di Nduga," kata Yarius. (ANTARA News)
Editor : Melki Pangaribuan
Rusia Mengemasi Peralatan Militer di Pangkalan di Suriah
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Rusia tampaknya mengemasi peralatan militer di pangkalan udara militer di ...