Todung: "Bola" Kasus Kematian Munir Ada di Jokowi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi hukum Todung Mulya Lubis, mengatakan "bola panas" kasus kematian aktivis hak asasi manusia (HAM) Munir Said Thalib saat ini berada di Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dia menilai, Presiden Jokowi dapat saja membentuk tim baru atau hanya mengharapkan Jaksa Agung untuk mengusut tuntas dokumen Tim Pencari Fakta (TPF) Munir.
"Saya kira kini bolanya ada di Presiden Jokowi, apakah bolanya mau membentuk tim baru, atau memang sudah menyerahkan hasil temuan TPF, ke jaksa agung. Itu bolanya ada di Presiden Jokowi," Todung di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, hari Rabu (26/10).
"Kemungkinan yang paling realistis, diserahkan pada jaksa agung. Ini kan sudah 10 tahun, ini pekerjaan presiden SBY, tapi ke mana waktu itu," dia menambahkan.
Todung yang sempat menjadi inisiator dibentuknya tim pencari fakta kasus pembunuhan Munir itu menilai, seharusnya mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menjabat selama 10 tahun sejak tahun 2004-2014 dapat menuntaskan kasus kematian Munir yang terjadi pada tanggal 7 September 2004, di pesawat Garuda GA-974 kursi 40 G dalam sebuah penerbangan menuju Amsterdam, Belanda.
Namun saat ini, kata dia, keputusan berada pada Presiden Jokowi untuk memeriksa salinan dokumen sebagai petunjuk penuntasan kasus Munir tersebut.
"Ini sudah 10 tahun, bagaimana dengan bukti-buktinya. Kembali pada hasil TPF dan lampirannya, apakah ada nama-nama yang belum disebut untuk diperiksa bisa dikaitkan langsung atau tidak," kata dia.
"Salinan itu bisa sebagai petunjuk, bolanya ada di Presiden Jokowi," dia kembali menegaskan.
SBY sendiri menyatakan mendukung penuh langkah Presiden Jokowi jika melanjutkan pengusutan kasus kematian aktivis HAM Munir Said Thalib.
Dalam konferensi pers pada hari Selasa (25/10) menanggapi pemberitaan tentang hilangnya dokumen TPF Munir, SBY menjelaskan bahwa pemerintahannya kala itu sudah melakukan penegakan hukum atas terbunuhnya Munir.
“Saya mendukung, langkah-langkah Presiden Jokowi jika memang akan melanjutkan penegakan hukum ini jika memang ada yang belum selesai,” kata SBY di kediamannya, Puri Cikeas, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, hari Selasa (25/10).
SBY juga mengaku siap bertanggung jawab dengan memberikan penjelasan lebih jauh tentang peristiwa itu dan bersama-sama mantan anggota kabinetnya sedang mempersiapkan jawaban yang lengkap dan utuh berdasarkan data, fakta dan peristiwa serta logika.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...