Tokoh Gereja Sesalkan Terdakwa Pembunuh Theys Jadi Kabais
JAYAPURA, SATUHARAPAN.COM - Tokoh Gereja Papua, Phil Karel Erari, menyesalkan diangkatnya Mayor Jenderal TNI Hartomo sebagai Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) mengingat rekam jejak yang bersangkutan pernah menjadi terdakwa pembunuh pemimpin rakyat Papua, Theys Eluay. Hartomo bersama anak buahnya bahkan telah dihukum atas tindakan mereka yang menyebabkan kematian Theys.
Kendati demikian, Wakil Ketua Majelis Pertimbangan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) itu tidak terkejut, karena hal seperti itu bukan pertama kali terjadi. Mantan Sekretaris Jenderal Gereja Kristen Injili (GKI) Tanah Papua itu menilai, di mata institusi tentara hal ini tidak lebih dari sebuah promosi bagi seorang prajurit yang sukses menjalankan perintah atasan.
"Mereka yang membunuh tokoh-tokoh Papua semua mendapat promosi, itu tidak perlu diherankan," kata dia.
Hanya saja Erari mengingatkan, pengangkatan ini akan tetap diingat dan dicatat oleh rakyat Papua dalam sejarah perjuangan menuntut keadilan bagi rakyat Papua. Noda ini tidak akan pernah dilupakan, kecuali oleh mereka yang mabuk kekuasaan dan mabuk uang.
"Dan yang dapat saya katakan sebagai gembala umat adalah, darah yang telah tumpah untuk memperjuangkan keadilan atas Papua, apakah itu darah Theys Hiyo Eluay, Arnold Clemens Ap, Kelly Kwalik dan lain-lain, tidak ada yang sia-sia, semua diperhitungkan Tuhan dan darah itu sendiri berbicara kepada Tuhan, dan akan didengar," kata dia kepada satuharapan.com.
Panglima TNI melalui Surat Keputusan Panglima TNI No. Kep/751/IX/2015 tertanggal 16 Sept 2016 melakukan rotasi besar-besaran di jajaran TNI AD. Sebagai bagian dari rotasi besar-besaran itu, Mayor Jenderal Hartomo, diangkat menjadi Kabais TNI yang sebelumnya menjabat Gubernur Akmil.
Mayjen Hartomo pernah divonis oleh Mahkamah Militer Tinggi III Surabaya tiga tahun dan enam bulan penjara serta dinyatakan dipecat dari dinas militer, karena terlibat dalam pembunuhan tokoh adat Papua, Theys Hiyo Eluay pada tahun 2001. Sejumlah tokoh di Papua menganggap pengangkatannya itu sangat melukai hati rakyat Papua.
Erari mengatakan pengangkatan jenderal terdakwa pembunuh Theys sebagai Kabais akan menambah ketidakpercayaan Papua terhadap Jakarta. Padahal, pemulihan kepercayaan menjadi faktor kunci bagi dalam berbagai permasalahan di Papua, yang selama lebih satu dekade era Otonomi Khusus telah gagal dilakukan.
Dengan diangkatnya seorang terdakwa pembunuh Theys sebagai Kabais, kata Erari, memberi persepsi bahwa para terdakwa pembunuh itu berjasa kepada negara dan mereka menjadi pahlawan. Sebaliknya, orang-orang yang mengeritik pemerintah dan mengeksresikan suara rakyat Papua, dianggap sebagai musuh negara.
"Ini akan menambah ketidakpercayaan rakyat Papua terhadap Jakarta, dan melukai rasa kemanusiaan dan keadilan," kata Erari.
Erari kembali menyerukan pesannya kepada Presiden Joko Widodo, yang sudah pernah ia sampaikan melalui Kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki. Ia mengharapkan Presiden Joko Widodo dapat menyediakan waktu berbicara dengan tokoh-tokoh Papua.
Selain itu, ia menyarankan Presiden Joko Widodo mengevaluasai pelaksanaan otonomi khusus, yang ia nilai telah gagal meng-Indonesiakan Papua. Pada akhirnya, kata Erari, dialog bermartabat antara Jakarta dan Papua harus dilaksanakan.
Editor : Eben E. Siadari
Kekerasan Sektarian di Suriah Tidak Sehebat Yang Dikhawatirk...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penggulingan Bashar al Assad telah memunculkan harapan sementara bahwa war...