Tokoh Muslim Garis Keras AS Dukung Donald Trump
CHICAGO, SATUHARAPAN.COM - Keunggulan Donald Trump dalam upayanya menjadi calon presiden dari Partai Republik, terus menjadi perhatian di Amerika Serikat. Terakhir, sebuah dukungan tak terduga kembali ia raih. Kali ini dari tokoh Muslim garis keras Amerika Serikat, pemimpin Nation of Islam, Louis Farrakhan.
Berbicara dalam sebuah pengajian pada hari Minggu (28/2), Farrakhan, tokoh anti-Yahudi yang menyalahkan kaum Yahudi sebagai dalang tragedi 9/11, mengatakan ia adalah pengagum Trump. Ia menilai Trump merupakan "satu-satunya orang yang telah berdiri menantang komunitas Yahudi dan mengatakan 'Saya tidak ingin uang Anda.' "
"Setiap kali seorang pria dapat mengatakan kepada mereka yang mengendalikan politik Amerika,'Saya tidak menginginkan uang Anda,' itu berarti Anda tidak dapat mengontrol saya. Dan mereka tidak layak untuk diserahi pengendalian presiden Amerika Serikat," kata dia, sebagaimana dikutip oleh foreignpolicy.com.
Kendati demikian, Farrakhan membantah memberi dukungan pada Trump. "Tetapi saya menyukai apa yang saya lihat pada dia."
Pada bagian dari khotbahnya, Farrakhan juga menyebut Yahudi sebagai "Sinagoga Setan," yang dicatat oleh Anti-Defamation League, lembaga yang mengamati gerakan anti-Semit. ADL telah meneliti pidato Farrahkan pada Senin malam.
Pujian untuk Trump dari Farrakhan menambah lagi ironi dalam kehadiran Trump sebagai kandidat calon presiden Partai Republik. Soalnya, pujian tokoh garis keras Islam ini sebelumnya telah didahului oleh dukungan dari David Duke, tokoh nasionalis kulit putih garis keras Klu Klux Klan.
Duke mengatakan kulit putih yang tidak memilih Donald Trump merupakan penghianat atas asal-usul mereka.
Dengan demikian kini Trump telah mendapatkan dukungan dari dua sisi yang berlawanan. Ia mendapatkan dukungan dari Duke, tokoh yang membela pemisahan kulit putih dari kulit hitam. Di sisi lain, ia juga mendapat dukungan dari Farrakhan, tokoh Afro-Amerika yang mengancam akan melakukan pembalasan terhadap penindasan yang dilakukan kaum kulit putih.
Sepanjang kampanyenya, Trump telah beberapa kali membuat pernyataan kontroversial tentang orang Yahudi. Berbicara pada Desember 2015 di hadapan sejumlah tokoh Yahudi Partai Republik, ia mengatakan, "Anda tidak akan mendukung saya meskipun saya akan menjadi orang yang terbaik bagi Israel."
"Saya negosiator seperti kalian," Trump menambahkan, mengangkat kembali stereotip yang disematkan pada orang Yahudi yang dikenal cerdas dalam berbisnis.
"Apakah ada orang di ruangan ini yang tidak menegosiasikan kesepakatan? ... Mungkin lebih dari setiap ruangan yang pernah saya berbicara. "
Editor : Eben E. Siadari
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...