Tol Batang-Semarang Bisa Dilalui Fungsional untuk Mudik
GRINGSING, JAWA TENGAH, SATUHARAPAN.COM – Jalan Tol Batang-Semarang sepanjang 74,2 kilometer diharapkan sudah bisa dilalui kendaraan secara fungsional pada H-2, sehingga bisa mengurangi kepadatan di jalur Pantura.
"Penyelesaian jalan tol terus kami lakukan dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan, sehingga diharapkan bisa dilalui fungsional untuk mudik dan balik," kata Direktur Utama PT Jasamarga Semarang Batang (JSB) Arie Irianto, pengelola Tol Batang-Semarang di Gringsing, Jateng, Jumat (1/6).
Hal itu disampaikan kepada sejumlah wartawan, yang meninjau kesiapan jalan tol PT Jasa Marga (Persero) yang menghubungkan Jakarta-Surakarta.
Menurut Ary, jalan tol Batang-Semarang saat ini progres penyelesaiannya sudah mencapai 83 persen, pembebasan lahan mencapai 91 persen dan diharapkan bisa selesai seluruhnya pada 25 September 2018.
Ia mengatakan, titik kritis ruas Tol Batang-Semarang yakni pembangunan Jembatan Kali Kuto di STA 412+600 yang ditargetkan baru bisa dilalui H-2 Lebaran.
Untuk mengantisipasi arus mudik yang datang sebelum jembatan rampung, menurut dia, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama PT Jasa Marga Semarang-Batang, telah menyiapkan rute pengalihan lalu lintas.
"Jembatan Kali Kuto ditargetkan bisa digunakan pada H-2 Lebaran. Sebelum bisa dilalui arus mudik, maka kendaraan akan diarahkan keluar Gringsing sejauh 500 meter untuk melintasi Kali Kuto dan masuk kembali ke tol menuju gerbang tol keluar di Krapyak (Semarang). Untuk arus balik akan lebih lancar karena jembatan sudah bisa dilalui," katanya.
Jembatan Kali Kuto, menjadi jembatan pelengkung baja pertama di Indonesia, yang perakitannya tidak dilakukan di pabrik melainkan dirakit di lokasi pekerjaan.
Beratnya 2.400 ton, dan bila dirakit di Surabaya atau Jakarta akan kesulitan membawa ke lokasi. Sehingga dibuat menjadi 12 bagian dan dirakit di lokasi pembuatannya.
"Ini pertama kali dilakukan secara `in situ`. Selain itu juga akan dikerjakan lantai jembatannya dengan target tanggal 13 Juni 2018 sudah bisa dilewati," kata Ary.
Tol Batang-Semarang pada saat rampung akhir 2018 konstruksi seluruhnya merupakan perkerasan beton. Namun, untuk bisa melayani arus mudik 2018 pada H-10, dari total 75 kilometer, sepanjang 57 kilometer di antaranya dengan kondisi perkerasan beton, sisanya 17 kilometer merupakan lapisan beton setebal 10 sentimeter.
Pada ruas tol ini, PT. Jasa Marga Semarang Batang, telah menyediakan empat tempat istirahat. Fasilitas tempat istirahat berupa mushala, toilet portable, tenda istirahat, tenda P3K dan SPBU dapat berpindah. Di antara lokasi tempat istirahat juga disediakan area parkir sebanyak empat lokasi.
Untuk penerangan, akan disediakan di tempat istirahat dan simpang susun termasuk menggunakan lampu tenaga matahari.
"Saat ini pihak kontaktor masih terus bekerja di antaranya melakukan penimbunan, pengecoran maupun perapian pembatas jalan," kata dia.
Pembangunan Jalan Tol Batang-Semarang sepanjang 74,2 kilometer terbagi menjadi lima seksi. Seksi 1 Batang-Tulis (3,2 kilometer), Seksi 2 Tulis-Weleri (36,4 kilometer), Seksi 3 Weleri-Kendal (11,05 kilometer), Seksi 4 Kendal-Kaliwungu (13,5 kilometer) dan Seksi 5 Kaliwungu-Krapyak (10,4 kilometer).
Sementara tol fungsional dari Brebes Timur hingga Semarang sepanjang 150 kilometer, juga siap untuk dilewati arus mudik.
Pemudik yang melalui tol fungsional nantinya tidak dikenakan tarif. Kondisi jalan tol fungsional terdiri dari 132 kilometer merupakan lapisan beton dan 18 kilometer berupa aspal. (Antaranews.com)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...