Tragedi Mina, DPR Keluhkan Minimnya Tenaga Ahli Indonesia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Tim pengawas haji Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Saleh Partaonan Daulay, mengeluhkan minimnya jumlah tenaga ahli untuk melakukan proses identifkasi jemaah haji asal Indoneia yang menjadi korban ‘Tragedi Mina’, hari Kamis (24/9) lalu.
“Kami mendesak pemerintah untuk segera mengirimkan tenaga ahli ke Arab Saudi dalam rangka mempercepat proses identifikasi jemaah haji Indonesia korban ‘Tragedi Mina’. Dalam pengamatan Tim Pengawas Haji DPR RI, tenaga ahli Indonesia dalam bidang pengidentifikasian korban yang saat ini ada di Arab Saudi sangat minim. Sementara, jumlah jemaah haji yang menjadi korban dari seluruh dunia mencapai 1.107 jiwa,” kata Saleh dalam keterangan pers yang diterima satuharapan.com, di Jakarta, hari Selasa (29/9).
Menurut dia, pengiriman tenaga ahli itu penting, seiring dengan nota diplomatik yang dikirimkan Pemerintah Reublik Indonesia. “Untuk apa kita mengirim nota diplomatik, untuk membuka akses dalam identifikasi kalau tenaga ahli yang bisa melakukan tugas itu kurang?," kata Saleh.
Lebih lanjut, dia menyampaikan, sejauh ini, petugas yang melakukan identifikasi masih mengandalkan aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan petugas kesehatan yang jumlahnya terbatas. Agar proses identifikasi bisa lebih cepat, dibutuhkan tambahan tenaga ahli. Terlebih, petugas yang sekarang ada di sana sudah terlalu capek, karena bertugas siang dan malam.
Selain itu, penambahan tenaga ahli juga penting seiring dengan pernyataan Menteri Agama Republik Indonesia yang menyebutkan masih ada lima kontainer jemaah yang belum diidentifikasi. Dikhawatirkan, jenazah korban akan sulit diidentifikasi bila terlalu lama melakukan tindakan.
"Walaupun disimpan di lemari es, tetap akan ada perubahan dalam jasadnya. Hanya tenaga yang betul-betul ahli yang bisa mengerjakan tugas berat seperti itu,” ucap Saleh.
Ketua Komisi Bidang Agama DPR RI itu pun menilai, petugas-petugas yang melakukan identifikasi saat ini masih memiliki tugas rutin lain dalam melayani jemaah. Faktanya, gelombang kedua jemaah haji reguler Indonesia baru akan bertolak ke Kota Madinah pada hari Sabtu (3/10) mendatang.
“Tentu persiapan terhadap mobilisasi jemaah menuju Kota Madinah perlu dimatangkan. Dengan demikian, proses identifikasi korban tidak mengganggu tugas lain yang juga harus dikerjakan,” tutur Saleh.
Editor : Sotyati
Ratusan Tentara Korea Utara Tewas dan Terluka dalam Pertempu...
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Ratusan tentara Korea Utara yang bertempur bersama pasukan Rusia mela...