Tragedi Mina, Pendeta Joas Kutip Ucapan Paulus di Roma 8:28
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Musibah yang terjadi di Kota Mina, Arab Saudi pada hari Kamis (24/9) lalu, menyebabkan setidaknya 19 jemaah haji asal Indonesia meninggal. Bahkan, hingga saat ini, keberadaan 99 anggota jemaah haji asal Indonesia belum diketahui karena belum kembali ke pemondokannya masing-masing.
Menanggapi musibah tersebut, Ketua Sekolah Tinggi Teologi (STT) Jakarta periode 2011-2015, Pendeta Joas Adiprasetya, mengutip ucapan Rasul Paulus dalam Roma 8:28, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi merka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”.
Menurut dia, ucapan Paulus tersebut mengartikan bahwa banyak kejadian di dunia ini bukan berdasarkan kehendak Allah, melainkan terjadi karena kesalahan diri sendiri, kesalahan orang lain, atau karena kebodohan diri sendiri dan kebodohan orang lain. Tapi setelah kejadian itu terjadi, Allah baru bekerja dengan tujuan mendatangkan kebaikan.
“Paulus katakan dalam Roma 8:28, Allah turut bekerja dalam segala sesuatu, bukan Allah mengerjakan segala sesuatu, banyak hal terjadi bukan karena Allah kehendaki, tapi Allah kemudian bekerja dan dengan tujuan mendatangkan kebaikan,” ucap Pendeta Joas kepada satuharapan.com, di Gedung STT Jakarta, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, hari Sabtu (26/9).
Menurut dia, musibah yang terjadi di Kota Mina adalah tanda manusia terbatas dan dibatasi oleh orang lain, termasuk oleh kesalahan orang lain. Sebab, korban yang jumlahnya kini telah mencapai 769 jiwa itu adalah korban kesalahan lain atau korban dari korban lainnya.
“Ada banyak peristiwa yang menjadi tanda kita manusia terbatas dan dibatasi orang lain, termasuk juga oleh kesalahan orang lain. Korban di Kota Mina itu sebenarnya bisa jadi korban karena orang lain, yang mungkin salah atau korban dari orang lain,” ucap Pendeta Joas.
Hal Buruk Bisa Terjadi di Titik Religius Terindah
Terkait jumlah jemaah haji begitu banyak untuk melempar jumrah saat itu, Pendeta Joas enggan berkomentar, sebab hal tersebut merupakan hak religius para jemaah haji. Namun, dia menyampaikan, peristiwa buruk justru bisa terjadi ketika seseorang berada pada titik religius paling indah.
“Saya tidak bisa berkomentar kenapa orang berduyun-duyun ke sana, itu hak religius mereka. Tapi dimana, ketika orang menjadi seorang religius sekali, peristiwa buruk bisa terjadi, itu tidak ada penjelasan. Hanya semakin menegaskan itulah manusia, apapun bisa terjadi pada titik religius paling indah,” ucap Pendeta Joas.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...