Tragedi Orlando, Sekum Dewan Gereja: Batasi Senjata Otomatis
SATUHARAPAN.COM – “Terkejut, Marah, dan Berduka,” diungkapkan Sekretaris Umum Dewan Gereja Dunia (World Council of Churches/WCC) Pdt Dr Olav Fykse Tveit atas peristiwa tragis di Orlando, Florida. Ia mendorong pembatasan peredaran senjata otomatis.
Kasus penembakan massal ini terburuk dalam sejarah Amerika Serikat. Dilaporkan 49 orang tewas (sebelumnya diberitakan 50) dan 53 lainnya terluka dalam serangan oleh seorang pria bersenjata tunggal.
Bereaksi terhadap berita itu, Pdt Dr Olav Fykse Tveit, sekum WCC, Senin (13/6) mengatakan, “Pikiran dan doa saya panjatkan terutama kepada keluarga, teman dan orang terkasih korban, untuk yang terluka, dan untuk seluruh masyarakat yang terkena dampak mengerikan ini—saat mereka melakukan itu banyak orang lain di seluruh dunia yang tersentuh oleh kekerasan dan kebrutalan dalam beberapa hari, bulan, dan tahun terakhir. Saya berdoa untuk kesembuhan dan penghiburan dari Tuhan untuk semua yang hidupnya telah berubah selamanya karena kebencian yang merusak dan korosif tersebut.”
Diberitakan bahwa serangan pada hari Minggu (12/6) itu terjadi di sebuah klub malam yang sering dikunjungi oleh lesbian, gay, biseksual dan orang-orang transeksual. Dan, kejahatan itu mungkin telah termotivasi setidaknya sebagian oleh persepsi pelaku terhadap warisan agamanya. Karena hal itu, Tveit menyerukan “kepada semua orang beriman dan punya kehendak baik untuk bergabung dalam sikap yang jelas dan tegas untuk menolak kekerasan terhadap orang atas dasar orientasi seksual mereka, terlepas dari perspektif yang berbeda tentang agama mengenai homoseksualitas.”
“Apakah tindakan oleh individu atau kelompok atau ideologi, kekejaman ini adalah panggilan untuk membentuk solidaritas masyarakat universal terhadap kekerasan dan kebencian diskriminatif,” Tveit menambahkan, “dan saya mengimbau para politikus, tokoh agama, dan tokoh masyarakat untuk bersatu menentangnya.”
“Kita harus menolak setiap upaya untuk menstigmatisasi umat Islam pada umumnya untuk tindakan satu individu yang bermasalah ini,” ia menambahkan. “Sikap seperti itu hanya menjamin polarisasi lanjut yang berbahaya untuk semua.”
Serangan itu menimbulkan lagi pertanyaan tentang kontrol senjata otomatis dan semi-otomatis di Amerika Serikat. Berbicara tentang masalah ini, Tveit mengatakan, “Ini harus menjadi titik balik dalam menangani kebutuhan untuk membatasi akses ke senjata di AS. Terutama legalitas untuk membawa senjata semi-otomatis.”
“Saya berharap dan berdoa bahwa orang-orang akan diubah oleh tragedi ini. Dan, bahwa mereka akan menambah sebuah gelombang yang tumbuh untuk dukungan logis, yang diperlukan dan lama ditunggu atas kontrol senjata. Itu untuk melindungi orang-orang dan masyarakat dari serangan tersebut di masa depan.”
Sebuah doa bagi mereka terjebak dalam tragedi Orlando
Tuhan Mahakuasa, Engkau yang mematahkan panah terbang siang
dan teror malam:
menjaga kami pergi dan datang;
dan menjaga hati kita dari keputusasaan.
Dalam menghadapi kebrutalan, di tengah kekerasan, setelah tragedi;
di Orlando, Florida dan di seluruh tempat yang hancur di dunia ini;
Sertai kami dan koreksi kami di mana pun nama-Mu dihujat sebagai motif pembunuhan,
dan ajaran agama dunia yang sesat dan digambarkan sebagai sumber kebencian.
Tuhan, bawa kami lebih dekat satu sama lain, untuk menghibur dan meyakinkan; memberkati yang terluka dari Orlando,
dan keluarga, teman, dan orang yang dicintai semua orang yang menderita dan mati;
beri kami kekuatan agar dapat mengalahkan kejahatan bersama-sama, melalui kesatuan dalam kasih-Mu. Amin. (oikoumene.org)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...