Transformasi Socceroos Menuju Total Football
Jelang Pertandingan Denmark vs Australia
SATUHARAPAN.COM - Pelatih berkebangsaan Belanda Bert van Marwijk, inilah sosok yang akan menjadi magnet dalam setiap penampilan kesebelasan Australia di PD 2018-Rusia. Mengantarkan Saudi Arabia ke babak final PD 2018, pada saat perhelatannya van Marwijk justru mendampingi kesebelasan Australia.
Setelah dipecat asosiasi sepakbola Arab Saudi, tidak perlu waktu lama bagi van Marwijk mendapatkan kesebelasan baru untuk ditanganinya. Prestasi pada PD 2010 saat mengantarkan timnas Belanda masuk partai final meskipun akhirnya dikalahkan Spanyol dalam pertandingan yang ketat selama 120 menit. Pencapaian tersebut menyamai prestasi Belanda pada PD 1974-Jerman Barat dan PD 1978-Argentina.
Jika saat menangani timnas Belanda van Marwijk memiliki waktu satu setengah tahun untuk mengantarkan Belanda hingga partai puncak PD 2010, saat menangani Australia ke PD 2018 van Marwijk hanya memiliki waktu sekitar empat bulan untuk mempersiapkan semuanya termasuk beradaptasi dengan tim warisan pelatih sebelumnya Ange Postecoglou. Setidaknya ada perbedaan filosofi mendasar dalam strategi kedua pelatih tersebut. Ange Postecoglou lebih mengandalkan untuk membangun pertahan yang solid sebelum menyusun serangan, sebaliknya van Marwijk menjadikan total football pada pola permainan timnya dimana serangan sebagai pertahanan terbaik.
Age Hareide ditunjuk oleh federasi sepakbola Denmark Dansk Boldspil-Union (DBU) menjadi pelatih setelah Marten Olsen dianggap gagal membawa kesebelasan Denmark lolos ke babak final Piala Eropa 2016. Bagi pelatih berkebangsaan Norwegia, membawa Denmark lolos ke babak final PD adalah pencapaian terbaik mengingat saat menjadi pelatih negaranya sendiri Hareide justru gagal membawa Norwegia ke babak final PD 2006.
Meskipun agak tertatih-tatih saat membawa Denmark lolos ke PD 2018, bukan alasan bagi tim dinamit Denmark untuk tidak membuat "ledakan" pada PD 2018. Kesebelasan Denmark saat ini tidak memiliki pemain bintang, namun mereka memiliki skuad yang relatif merata di semua lini. Kalaupun ada pemain yang cukup bisa memberikan inspirasi permainan, dia adalah penjaga gawang Kasper Schmeichel. Bukan karena anak penjaga gawang legendaris Denmark Peter Schmeichel yang membuat Kasper diperhitungkan, namun berkat prestasinya saat menjaga mistar klub kecil Leicester sehingga menjadi juara liga Premiere diantara kepungan kekuatan prestasi dan finansial klub-klub besar Inggris.
Socceroos Rasa Total Football
Bisa dikatakan kesebelasan Socecroos Australia tidak dalam persiapan yang ideal saat menghadapi PD 2018. Pergantian pelatih yang hanya beberapa bulan sebelum babak final dimulai, ada banyak adaptasi yang harus dilakukan kesebelasan Australia.
Beruntungnya mereka memiliki pelatih pengganti dengan pengalaman yang tidak diragukan. Salah satunya mengantarkan Arab Saudi lolos ke babak final setelah absen pada dua kali perhelatan PD terakhir.
Secara keseluruhan kekuatan kedua kesebelasan relatif berimbang. Titik lemah kedua kesebelasan justru ada di lini tengah yang masih mengandalkan pemain-pemain senior. Jedinak (Australia) dan Kvist (Denmark) yang telah melewati usia emas masih menjadi motor serangan kedua kesebelasan.
Kedua kesebelasan memiliki gelandang-gelandang muda yang siap mem-back up gelandang gaeknya. Dengan modal kemenangan di pertandingan pertamanya, tentunya Hareide ingin mengamankan peluangnya saat menghadapi Australia.
Pertarungan gelandang Australia Mooy-Juric-Kruse melawan Poulsen- Eriksen-Delaney akan menyajikan pertandingan yang ketat, ledakan dinamit melawan kecepatan total football. Meskipun agak sedikit dipaksakan karena mepetnya waktu persiapan, van Marwijk tetaplah menjadi salah satu maestro total football yang dimiliki dunia saat ini.
Jika van Marwijk mampu mentransformasikan permainan total football ke dalam tim Australia, Age Hareide harus bersiap-siap memperkuat barisan pertahanan Denmark. Beruntung Hareide memiliki barisan pertahanan yang dalam performa terbaik. Dalam komando Kjaer, kerjasama Jorgensen-Christensen-Larsen cukup solid menjaga daerah pertahanan Denmark. Dalam kualifikasi PD 2018 zona Eropa grup E mereka menjadi tim yang paling sedikit kemasukan gol. Faktor penjaga gawang Schmeichel tentu cukup memberi kepercayaan barisan pertahanan Denmark.
Membawa kesebelasan Australia pada PD 2018 dengan waktu persiapan yang sempit akan menjadi tantangan bagi van Marwijk. Dalam skema strategi permainanannya, tanpa pemain bintang akan memudahkan van Marwijk untuk memberikan keleluasaan bergerak tanpa harus terpaku pada satu posisi. Inilah filosofi yang coba dibawa van Marwijk di PD 2018. Kalaupun ada yang sedikit mengganjal adalah penyerang Australia Tim Cahill yang sudah terlalu tua untuk mampu bersaing dengan tim-tim lawan yang bertaburan pemain-pemain muda.
van Marwijk telah menunjukkan bagaimana tangan dinginnya mampu mengubah Australia menjadi kesebelasan yang bisa merepotkan Prancis pada laga perdananya. Semangat ini yang akan dijaga pada pertandingan berikutnya, karena menyiapkan sebuah tim untuk sebuah turnamen akbar Piala Dunia dengan waktu yang singkat tentu bukanlah pilihan ideal. Membebaskan pemain Australia untuk bermain lepas menghadapi Denmark adalah pilihan terbaik sebelum membangun tim yang lebih solid di kemudian hari. Itu artinya Kjaer dan kawan-kawan siap-siap saja dibuat bekerja keras oleh Jedinak-Juric mengamankan daerah pertahanannya sepanjang ertandingan.
Jadwal pertandingan
Pejumpaan kesebelasan Denmark pada fase grup C melawan timnas Australia akan berlangsung di Cosmos Arena, Samara pada Kamis (21/6) pukul 15.00 waktu setempat atau Kamis (21/6) pukul 19.00 WIB.
Perkiraan susunan pemain:
Denmark (4-2-3-1) : Schmeichel (gk), Jorgensen, Christensen, Kjaer, Larsen, Delaney, Kvist, Poulsen, Eriksen, Sisto, Jorgensen. | pelatih: Age Hareide
Australia (4-2-3-1) : M. Ryan (gk), Risdon, Miligan, Degenek, Behich, Mooy, Jedinak/Nabout, Juric/Rogic, Petratos, Cahill. | pelatih: Bert van Marwijk
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...