Trenggalek Wisudakan Peserta Sekolah Nonformal Lansia
TRENGGALEK, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur menggiatkan program sekolah nonformal untuk lansia
yang diberi nama sekolah orang tua hebat dan lansia tangguh (Selantang) dan telah dikembangkan di seluruh kecamatan.
"Sekolah orang tua hebat dan lansia tangguh ini sudah dirintis setahun terakhir dan hari ini adalah wisuda pertama," kata Ketua TP-PKK Trenggalek, Novita Hardini saat menghadiri prosesi wisudawan peserta Selantang di pendopo Kecamatan Trenggalek, Selasa (21/11).
Program yang dilaksanakan di bawah naungan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) itu resmi dibentuk di Trenggalek pada September 2011.
Saat itu, program Selantang yang menyasar kalangan lansia langsung mendapat respons antusias warga, terutama yang sudah memasuki fase usia nonproduktif atau di atas 60 tahun.
Dan setelah hampir setahun, sebanyak 28 lansia dari wilayah Kecamatan Trenggalek diwisuda laiknya gelaran wisuda sekolah formal di jenjang perguruan tinggi.
"Jadi setiap kecamatan memiliki sekolah lansia tangguh sehingga akan ada wisuda sesi-sesi berikutnya," lanjut Novita.
Selantang merupakan program dari BKKBN untuk mengajak para lansia untuk selalu menjaga kesehatannya serta berkontribusi aktif untuk lingkungan tempat tinggal dan keluarga.
Sekolah lansia itu sendiri diadakan secara bulanan, dengan peserta lansia dari berbagai latar belakang. Mereka kemudian berkumpul untuk saling berbagi pengalaman, belajar, dan menginspirasi satu sama lain.
"Tujuannya tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan baru, tetapi juga membangun komunitas yang kuat dan tentunya saling mendukung satu sama lain," katanya.
Menurut dia, program Selantang menjadi energi positif bagi para lansia. Indikasi itu salah satunya merujuk pada respons positif para peserta.
Mereka mengaku seperti dihidupkan lagi jiwa mudanya meskipun raga tak lagi muda.
"Alhamdulillah mereka sudah menyelesaikan rangkaian program Selantang dan tanggapannya sangat positif. Saya juga menyampaikan harapan saya agar mereka tetap menjadi penggerak masyarakat utamanya dalam mendidik putra putri generasi penerus bangsa," katanya.
Respons positif itu salah satunya disampaikan oleh Sri Muhartini. Dengan program itu, salah satu peserta Selantang itu mengaku bisa aktif berkegiatan lagi, meskipun ritme dan konsentrasinya tak lagi sama saat usia muda.
Tak hanya sebagai ajang silaturahmi, namun banyak aspek yang diajarkan dalam kegiatan itu. Selain menghilangkan stres, program itu juga berdampak pada peningkatan perekonomian.
"Insha Allah dengan program ini dapat menghilangkan stres, tambah imunitas. Juga diajarkan ekonomi kreatif. Ada pemberian bibit buah dan sayur meskipun belum berasakan hasilnya karena gagal diterjang banjir. Terus ada juga pelatihan membuat jamu dan bisnis ini masih berjalan sampai sekarang. Ini menunjukkan bawa program ini sangat bermanfaat bagi kami," katanya.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...