Trio Lestari akan Suguhkan Diorama Sejarah Musik Indonesia

Dari kiri musikus Tompi, Sandhy Sondoro, Glenn Fredly saat memberi keterangan seputar musikal konser Trio Lestari yang diadakan 6 Desember mendatang. (Foto-foto: Francisca Christy Rosana)

Penyanyi Tompi saat memberi penjelasan kepada awak media saat jumpa pers di Sinou Coffee and Resto Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan pada Jumat (14/11) sore.

Penyanyi asal Ambon, Maluku Glenn Fredly Deviano Latuihamallo.

Sandhy Sondoro, penyanyi, pencipta lagu, dan pemain gitar asal Indonesia yang memulai karier musiknya di Jerman.

Dari kiri Sesa Nasution (manajer), Tompi, Sandhy Sondoro, Glenn Fredly saat berfoto bersama seusai jumpa pers.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Dua kali sukses menggelar konser bertajuk “Musical Concert”, musisi Tompi, Glenn Fredly, dan Sandhy Sondoro yang tergabung dalam grup vokal Trio Lestari kembali akan menggelar konser ketiga akhir tahun ini.

Dalam jumpa pers yang diadakan di Sinou Coffee and Resto Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan pada Jumat (14/11) sore, manajer Sesa Nasution menjelaskan konser yang akan digelar 6 Desember mendatang di Mall Kota Kasablanka, Jakarta akan menjadi diorama sejarah musik Indonesia yang disuguhkan dalam alur cerita musikal.

Dengan persiapan yang cukup singkat, Sesa berharap Trio Lestari dapat mempersembahkan penampilan sebaik mungkin untuk para penonton.

“Untuk pertama kalinya kami mengadakan konser sendiri, sebagian hasil penjualan tiket akan kami sumbangkan untuk pemberdayaan masyarakat di daerah bencana,” ujarnya.

Sementara itu, konser kali ini berbeda dengan dua konser sebelumnya. Tompi menjelaskan konser kali ini Trio Lestari akan mencoba menilik dari sejarah musik mulai dari Indonesia belum merdeka, sampai saat ini.

“Di situ seolah-olah trio lestari ini akan menjadi pasukan dari masa ke masa,” ujarnya.

Glenn Trio Lestari ingin membawa budaya pop yang sudah dijalani dalam dunia industri ini bisa dibawa ke dalam sebuah konsep yang berhubungan dengan apa yang dilihat dan apa yang dihadapi.

“Bagaimana menerjemahkan situasi kekinian ini dengan bahasa pop dalam konsep musikal,” ujar Glenn.

“Tema tahun ini kami ingin belajar dari sejarah. Hubungan musik pop dengan sejarah, yaitu apapun lagu-lagu yang pernah ada adalah intreprestasi dari zaman-zaman yang telah terjadi. Misalnya, ada era ketika lagu-lagu cengeng dilarang. Semua dipertemukan dengan lagu. Trio Lestari mencoba mengemas ini dengan ide-ide kreatif yang seru,” ujar Glenn.

Selanjutnya, Shandy menginginkan konser seperti ini nantinya akan terus ada setiap tahun.

Konser Trio Lestari ini dibanderol dengan harga tiket sebesar Rp 500.000,- hingga Rp 2.000.000,-.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja