Trump: Gencatan Senjata Turki Permanen di Suriah Utara
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Rabu (23/10) mengatakan gencatan senjata di Suriah Utara sekarang permanen dan mencabut sanksi atas Turki sebagai akibatnya, dan membantah kecaman mengenai keputusannya untuk menarik tentara AS yang membuat Suku Kurdi diserang.
Dalam pidato di Gedung Putih, Trump menggambarkan gencatan senjata tersebut sebagai "terobosan besar" yang dirundingkan oleh satu tim yang dipimpin oleh Wakil Presiden Mike Pence.
Trump mengatakan ia menginstruksikan Menteri Keuangan Steven Menuchin untuk mencabut sanksi yang dijatuhkan atas Turki, setelah pasukan Ankara menyerang Suku Kurdi "kecuali sesuatu terjadi sehingga kami tidak senang".
"Banyak nyawa sekarang diselamatkan sebagai hasil dari perundingan kami dengan Turki, hasil yang dicapai tanpa menumpahkan setetes pun darah orang Amerika, tak seorang pun ditembak, tak seorang pun terbunuh," kata Trump.
Namun pidato tersebut gagal menangkal serangan dari anggota Parlemen AS terhadap keputusan tiba-tiba Trump pada awal bulan ini untuk menarik tentara dari Suriah guna membersihkan jalan buat penyerbuan Turki, kata Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis (24/10).
Kongres AS masih mengerjakan satu paket sanksinya sendiri untuk menghukum Turki karena serangan lintas perbatasannya.
Seorang pejabat senior Trump, yang memberi penjelasan kepada wartawan dalam satu taklimat, mengatakan meskipun kebanyakan petempur ISIS masih mendekam di dalam tahanan, tampaknya sejumlah kecil telah melarikan diri dari penjara. Turki bertanggung-jawab untuk membekuk mereka kembali, katanya.
"Kami dengan seksama mengawasi situasi mengenai petempur ISIS," kata pejabat itu.
Pejabat tersebut juga menyampaikan kekhawatiran mengenai gerakan pasukan Rusia ke dalam daerah itu sebagai bagian dari kesepakatan dengan Turki.
Tak ada petunjuk bahwa pasukan Turki telah menyerang warga lokal sebagaimana dikhawatirkan banyak pengeritik, kata pejabat tersebut.
Kontroversi mengenai penarikan Trump telah memberi sumbangan bagi suasana kacau di Washington, tempat anggota Demokrat berusaha menggulingkan Trump dari jabatan melalui pemakzulan sehubungan dengan upayanya untuk membuat Ukraina menyelidiki calon pesaingnya dalam pemilihan presiden 2020, tokoh Demokrat Joe Biden.
Pemimpin Senat Chuck Schumer pergi ke Senat untuk mengeritik Trump.
"Tiga pekan setelah pertama kali mengumumkan penarikan tentara, presiden tampaknya tidak memiliki strategi yang jelas untuk mempertahankan kekalahan ISIS dan memperbaiki kekacauan yang tercipta di Suriah," kata Schumer.
Trump melanjutkan genderang kecamannya mengenai upaya AS untuk mempertahankan pasukan Amerika di Timur Tengah.
Amerika Serikat akan "membiarkan orang lain berperang sampai selama ini, membuat tanah tercemar darah," katanya.
Presiden Bashar-Putin Bahas Situasi Di Suriah Utara Melalui Telepon
Sebelumnya, percakapan telepon dilakukan pada Selasa (22/10) antara Presiden Suriah Bashar al-Assad dan Presiden Putin Vladimir Putin mengenai situasi di Suriah Utara.
Selama percakapan telepon tersebut, Presiden Putin menggaris-bawahi keutuhan wilayah Suriah, dan mengatakan setiap kesepakatan antara Rusia dan Turki akan dipusatkan pada memerangi segala bentuk terorisme dan semua agenda separatis dari wilayah Suriah.
Sementara itu Presiden Bashar menegaskan penolakan tegas atas setiap penyerbuan terhadap wilayah Suriah dengan dalih apapun, demikian laporan Kantor Berita Suriah, SANA --yang dipantau Antara di Jakarta.
Presiden Suriah tersebut juga menekankan kembalinya warga ke wilayah mereka untuk menghentikan upaya perubahan demografis yang berusaha diterapkan sebagian pihak sebelumnya. Ia menegaskan tekad Suriah untuk memerangi terorisme dan pendudukan atas setiap rentang wilayah Suriah dengan segala cara yang sah. (Ant/SANA/Reuters)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...