Tsunami Terjang Pantai Palu, Penanganan Darurat Terus Dilakukan
PALU, SATUHARAPAN.COM – Gempa bumi dengan kekuatan magnitude 7,7 yang kemudian dimutakhirkan oleh BMKG menjadi magnitudo 7,4, telah mengguncang wilayah Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, pada Jumat (28/9) pukul 17.02 WIB. Pusat gempa pada 10 km pada 27 km Timur Laut Donggala, Sulawesi Tengah. Gempa bumi berpotensi tsunami, demikian yang disampaikan Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, dilansir situs bnpb.go.id, pada Jumat (28/9) malam.
Ia mengatakan, BMKG mengaktivasi peringatan dini tsunami dengan status Siaga (tinggi potensi tsunami 0,5 – 3 meter) di pantai Donggala bagian barat, dan status Waspada (tinggi potensi tsunami kurang dari 0,5 meter) di pantai Donggala bagian utara, Mamuju bagian utara dan Kota Palu bagian barat.
BMKG mengakhiri peringatan dini tsunami sejak Jumat 28/9/2018 pukul 17.36 WIB.
Berdasarkan konfirmasi kepada BMKG, tsunami terjadi menerjang pantai. Posko BNPB juga telah mengkonfirmasi ke BPBD, tsunami menerjang pantai Talise di Kota Palu dan pantai di Donggala.
Menurut Sutopo, beberapa video yang didokumentasikan masyarakat dan disebarkan di sosial media mengenai tsunami di Kota Palu, dan Donggala, adalah benar.
Gempa dan tsunami menimbulkan korban jiwa. Laporan sementara, terdapat beberapa korban yang meninggal karena tertimpa bangunan roboh. Tsunami juga menerjang beberapa permukiman dan bangunan di pantai. Jumlah korban dan dampaknya masih dalam pendataan.
Petugas BPBD, TNI, Polri, Basarnas, SKPD, dan relawan melakukan evakuasi dan pertolongan pada korban. Korban yang luka-luka ditangani petugas kesehatan. Penanganan darurat terus dilakukan.
Kondisi listrik padam menyebabkan jaringan komunikasi di Donggala dan sekitarnya tidak dapat beroperasi, karena pasokan listrik PLN putus.
Terdapat 276 base station yang tidak dapat dapat digunakan. Operator komunikasi terus berusaha memulihkan pasokan listrik secara darurat. Kemkominfo telah melakukan langkah-langkah penanganan untuk memulihkan komunikasi yang putus tersebut.
Kepala BNPB bersama pejabat BNPB berangkat ke Palu pada Jumat (28/9) malam melalui Makassar kemudian melanjutkan ke Kota Palu dan Donggala menggunakan helikopter.
Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufri Palu ditutup dari Jumat (28/9) pukul 19.26 WITA hingga Sabtu (29/9) pukul 19.20 WITA.
Sementara itu, Tim Reaksi Cepat BNPB juga telah bergerak menuju Donggala melalui Balikpapan. Dari Balikpapan, Tim Reaksi Cepat BNPB terbang ke Donggala menggunakan helikopter water bombing yang ada di Balikpapan. Tim ini membawa peralatan komunikasi satelit dan peralatan lainnya.
TNI akan mengerahkan pasukan untuk membantu penanganan dampak gempa dan tsunami di Kota Palu dan Doggala. TNI menggerakkan 7 SSK dari Yonkes, Yonzipur, Yonif, dan Yonzikon menggunakan 2 pesawat Hercules C-130.
Basarnas menggerakkan 30 personel bererta peralatan menggunakan pesawat Hercules. Polri juga menggerakkan personel dan peralatan untuk memberikan dukungan penanganan darurat.
Komunikasi yang lumpuh saat ini menyebabkan kesulitan untuk koordinasi dan pelaporan dengan daerah. Kondisi listrik padam juga menyebabkan gelap gulita di Palu dan Donggala. (bnpb.go.id)
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...