Tuduh Rusak Keamanan, Belarusia Vonis Atlet Olimpiade 12 Tahun Penjara
MINSK, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan di kota Minsk, ibu kota Belarusia, menjatuhkan hukuman 12 tahun penjara kepada mantan perenang Olimpiade Aliaksandra Herasimenia dan aktivis politik Alexander Opeykin dalam sidang in absensia karena dituduh menyerukan sanksi dan tindakan yang bertujuan merusak keamanan nasional Belarusia.
"Mereka dinyatakan bersalah atas seruan publik untuk melakukan tindakan yang bertujuan membahayakan keamanan nasional Belarusia, termasuk penggunaan tindakan pembatasan (sanksi) terhadap Belarusia, individu dan badan hukum republik," lapor kantor berita negara BelTA, hari Senin (26/12).
"Tindakan seperti itu menimbulkan konsekuensi serius."
Belarus telah dijauhi oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan banyak negara karena tindakan keras yang sedang berlangsung terhadap lawan politik, masyarakat sipil, dan jurnalis. Menurut Kedutaan Besar Amerika Serikat di Belarus, ada lebih dari 1.300 tahanan politik di Belarus.
Herasimenia, peraih medali Olimpiade tiga kali, termasuk di antara atlet elite yang melarikan diri dari Belarusia setelah tindakan keras terhadap mereka yang memprotes apa yang mereka katakan sebagai penipuan pemilihan ulang Alexander Lukashenko pada Agustus 2020.
Lukashenko, sekutu dekat Presiden Rusia, Vladimir Putin, membantah melakukan kesalahan. Meskipun secara resmi tidak berpartisipasi dalam invasi Moskow di Ukraina, Rusia telah menggunakan wilayah Belarusia untuk melancarkan serangan multi-cabangnya.
Aleksander Opeykin adalah ketua Yayasan Solidaritas Olahraga Belarusia yang bertujuan mendukung atlet yang telah ditahan dan menghadapi represi di bawah pemerintahan otoriter Lukashenko.
“Dari Agustus 2020 hingga 20 Mei 2022, melalui media dan Internet, mereka dengan sengaja menyebarkan informasi palsu dan rekayasa tentang peristiwa yang terjadi di wilayah Belarusia, tentang jalannya dan hasil kampanye pemilu 2020,” BelTA dilaporkan.
Pengadilan juga memerintahkan penyitaan apartemen Herasimenia, mobilnya, dan uang senilai US$ 48.700 di rekening banknya.
Pemimpin oposisi Belarusia di pengasingan Sviatlana Tsikhanouskaya mengutuk keputusan pengadilan tersebut.
"Memalukan!" kata Tsikhanouskaya di akun Twitter-nya. “Rezim tidak dapat menjangkau mereka, tetapi properti mereka di Belarusia disita, termasuk mobil & apartemen. Beginilah cara rezim mencoba menghukum lawan-lawannya di pengasingan.” (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...