Tugas Gereja Mengeksplorasi Cara Membangun Keadilan dan Perdamaian
ILLINOIS, SATUHARAPAN.COM - Panggilan ekumenis gereja dewasa ini antara lain adalah mengeksplorasi berbagai cara untuk memperbaharui komitmen dalam membangun keadilan dan perdamaian di dunia.
Hal itu merupakan tema yang menjadi fokus Dewan Gereja-gereja Dunia (World Council of Churches / WCC), termasuk dalam kunjungan Sekretaris Jenderal WCC, Dr Olav Fykse Tveit di gereja-gereja di Amerika Serikat, baru-baru ini.
Tveit mengunjungi Gereja Brethren, dan menghadiri Sidang Nasional Tahunan Baptist Convention (PNBC) dan Majelis Gereja-gereja Lutheran Injili di Amerika (ELCA). Dia berkesempatan berbicara dengan jemaat dan majelis gereja di Montgomery, Illinois.
Tveit mengatakan, "Panggilan untuk memperjuangkan nilai-nilai Kerajaan Allah sebenarnya berjuang untuk membawa keadilan dan perdamaian."
Dia menambahkan bahwa menjaga nilai-nilai Kerajaan Allah di dalam hati kita adalah "panggilan untuk berbagi, yaitu melepaskan perhatian pada apa yang kita miliki, menjadi perhatian pada apa yang orang lain butuhkan."
Wawasan ini difokuskan pada tema siding raya WCC mendatang, "Allah Kehidupan, bombing kami menuju keadilan dan perdamaian". Selama kunjungannya ke Gereja Brethren, Tveit bertemu dengan staf senior gereja di kantor nasional di Elgin. Dalam pertemuan itu, ada diskusi yang antusia dengan jemaat tentang investasi etika dan isu-isu teologis yang berkaitan dengan gerejadan sejarah perdamaian.
Sementara di Amerika Serikat, Tveit menghadiri Sidang Tahunan ke-52 di PNBC yang mengangkat tema, "Mengamankan masa depan kita: mencari - orang-orang yang melayani."
Dalam pesannya tentang konsep pelayanan, Tveit mengatakan, "Para hamba Allah hanya bisa melayani ketika bersedia untuk dilayani oleh Yesus Kristus sendiri dan hasilnya adalah persekutuan yang kita milik, dan disebut sebagai tubuh Kristus," katanya.
Tveit menambahkan bahwa "WCC adalah persekutuan di mana kita melayani dan dilayani oleh karunia-karunia yang lain". Dia mengatakan bahwa panggilan kenabian gereja untuk keadilan dibutuhkan pada masa lalu dan juga masa sekarang.
Pembaruan Komitmen Ekumenis
Dalam kunjungan pada majelis gereja ECLA, Tveit membahas tentang potensi pembaharuan yang timbul dari warisan kuat advokasi gereja dalam membangun keadilan sosial dan membebaskan sikap rasial.
Resolusi yang disahkan oleh majelis gereja itu termasuk yang berkaitan dengan kesehatan, lingkungan, hak suara, pendidikan dan kebutuhan kemanusiaan secara global. Dan hal itu terkait dengan kegiatan memperingati ulang tahun ke-50 pidato terkenaldan bersejarah dari Martin Luther King pada Maret 1963 Maret di Washington, "I Have a Dream."
Pada pertemuan di majeles Gereja ELCA, Tveit menawarkan refleksinya tentang tema "Selalu dibuat baru: 25 tahun bersama-sama di dalam Kristus". Dia mengatakan, "Ketika kita diperbaharui dalam pelayanan untuk orang yang lain, kita diperbaharui di dalam diri kita sendiri."
Dia menegaskan, "Pembaharuan gereja dan kesatuan gereja tidak pernah terutama ditujukan bagi gereja itu sendiri, untuk diri kita sendiri, melainkan untuk misi gereja, bagi mereka yang paling membutuhkan gereja, bagi mereka yang mungkin berada di berbagai kegelapan atau dalam bayang-bayang kematian," katanya.
Tveit mengucapkan selamat pada ketua terpilih Majelis ELCA,Elizabeth Eaton dari sinode Northeastern Ohio. Natasha Klukach, pelaksana Program WCC bagi Gereja dan Hubungan Ekumenis, mengatakan, "Gereja telah terlibat dalam konsili ekumenisme untuk jangka waktu yang panjang, dan kunjungan ini menawarkan bukti keinginan untuk pembaharuan keterlibatan dalam hubungan ekumenis."
"Kami berterima kasih tidak hanya atas sambutan hangat oleh gereja anggota, tetapi juga wawasan gereja yang memberi kontribusi penting bagicakrawala sosial dan politik di Amerika Serikat," kata Klukach. (oikoumene.org)
Editor : Sabar Subekti
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...