Tukang Ojek GrabBike Harus Penuhi Standar Aman, Nyaman, Cepat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Untuk menjadi seorang tukang ojek berbasis online, tukang ojek harus memenuhi standar keamanan, kenyamanan, dan kecepatan agar bisa melayani penumpang dengan baik.
Ternyata menjalankan profesi ojek tidak hanya sekadar memiliki keahlian mengendarai sepeda motor, tetapi keahlian tersebut juga harus ditunjukkan dengan Surat Izin Mengemudi (SIM) dan pernyataan tidak memiliki cacat hukum ataupun riwayat lalu lintas yang buruk. Selain itu, sorang tukang ojek harus memiliki kesehatan yang prima dan tidak buta warna.
Hal tersebut disampaikan oleh Kiki Rizki, Kepala Marketing GrabTaxi Indonesia, saat perusahaan jasa transportasi itu sedang membuka rekrutmen bikers—sebutan untuk tukang ojek—besar -besaran di Gelora Bung Karno Jakarta, Rabu (12/8).
“Persyaratan pertama adalah, bikers harus memiliki SIM. Itu mutlak,” ujar Kiki. “Pernah seorang calon biker meminta dispensasi karena SIM katanya belum jadi, namun tidak bisa dan calon biker tersebut harus dipulangkan,” kata dia.
Sekitar 2.500 pengendara sepeda motor yang telah terdaftar antre untuk menjadi awak GrabBike. Namun ternyata ada tambahan 3.000 calon bikers yang ingin ikut menjadi awak.
Ribuan pengendara ini, Kiki menjelaskan, harus melewati tiga tahap, yakni pemeriksaan kendaraan, pelatihan menggunakan telepon pintar (smartphone), dan pelatihan berkendara yang aman (safety riding).
“Pengecekan kelayakan kendaraan itu penting, seperti memastikan keadaan rem, lampu sen, aki, dan lain-lain,” kata Kiki.
“Tiga tahap itu dilakukan untuk memenuhi standar keamanan, kenyamanan, dan kecepatan,” ujar dia.
GrabBike adalah salah satu layanan jasa transportasi dengan sepeda motor (ojek) yang disediakan oleh Perusahaan GrabTaxi. Jasa ini dilengkap dengan Sistem Pemosisi Global (GPS) sehingga memungkinkan para penumpang mendapatkan taksi, mobil, ataupun ojek.
Layanan tersebut hanya bisa diakses melalui aplikasi yang telah diunduh dalam telepon pintar berbasis Android, iOS, dan Blackberry.
Selain di Indonesia, GrabTaxi telah tersebar di beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Filipina, Vietnam, Thiland, dan Singapura.
Kiki mengungkapkan, layanan taksi melalui GrabTaxi masuk Indonesia sejak Juni 2014. Sementara layanan ojek baru diluncurkan pada 20 Mei 2015 di Jakarta. Namun sambutan masyarakat atas kehadiran ojek berbasis online ini sangat tinggi.
“Baru 7 minggu beroperasi, GrabTaxi sudah mendapat 500.000 order di Indonesia. Animo masayarakat amat baik,” ujar dia.
Ia mengakui bahwa permintaan jasa ojek tidak hanya datang dari Jakarta, tetapi juga dari daerah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek). Namun saat ini pihaknya hanya fokus pada pelayanan ojek di Jakarta karena permintaan dan kebutuhan yang sangat tinggi untuk melewati kemacetan.
“Kami berharap bisa melayani sampai Bodetabek, tapi saat ini kami fokus di Jakarta dulu,” ujar Kiki.
Editor : Eben E. Siadari
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...