Tunggu Data Inflasi, Rupiah Melemah Menjadi Rp14.072
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak melemah tipis sebesar lima poin menjadi Rp14.072 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp14.067 per dolar AS.
"Pelaku pasar uang sedang bersikap `wait and see` terhadap rilis data inflasi yang akan dipublikasikan Badan Pusat Statistik hari ini (1/9) seraya melepas sebagian aset rupiahnya sehingga membuat laju nilai tukar domestik kembali berada di area negatif," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Selasa.
Menurut Reza, jika inflasi mencatatkan hasil yang rendah, potensi nilai tukar rupiah kembali bergerak ke area positif akan terbuka, namun jika sebaliknya maka penguatan dolar AS akan semakin tinggi terhadap mata uang domestik.
"Diharapkan pelaku pasar uang waspada akan adanya pelemahan lanjutan terutama jika pengumuman data inflasi tidak sesuai dengan perkiraan pelaku pasar," katanya.
Reza menambahkan bahwa rupiah juga masih dibayangi oleh proyeksi data manufaktur global yang akan diumumkan pada pekan ini yang diperkirakan mengalami pelambatan. Situasi itu dapat menjadi sinyal negatif bagi mayoritas mata uang negara berkembang dan berpotensi reaksi pelaku pasar untuk kembali beralih pada mata uang yang dinilai `safe haven` seperti dolar AS.
Analis riset Mandiri Sekuritas Leo Rinaldy menambahkan bahwa angka inflasi Agustus diperkirakan sebesar 0,63 persen atau lebih rendah dibandingkan bulan Juli yang sebesar 0,93 persen. Namun, inflasi secara tahunan diperkirakan akan naik menjadi 7,43 persen dari 7,26 persen.
"Dengan inflasi secara tahunan yang naik itu kami meyakini BI tidak mengubah BI rate 7,5 persen, itu juga karena adanya risiko eksternal," katanya.(Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...