Turki Ingin Inggris Bertahan di Uni Eropa
ANKARA, SATUHARAPAN.COM - Turki sangat mendukung Inggris bertahan di Uni Eropa (UE), sehari menjelang referendum keanggotaannya di blok tersebut (Brexit).
“Kami ingin Inggris bertahan di UE dalam kondisi apa pun,” ujar Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu kepada wartawan di Ankara hari Rabu (22/6).
London sudah lama menjadi pendukung kuat atas upaya Ankara untuk bergabung dengan blok itu. Namun, nasib keanggotaan Turki muncul sebagai tema penting dalam kampanye referendum Inggris.
Pendukung Brexit dari UE beralasan negara itu terancam didatangi jutaan warga Turki pada masa mendatang jika masih menjadi anggota, kemudian Turki bergabung.
Perdana Menteri David Cameron membalas bahwa keanggotaan Turki bukan “satu-satunya pertimbangan” dan kemungkinan tidak terjadi hingga tahun 3000.
“Kami ingin Inggris bertahan di UE,” kata Cavusoglu. “Brexit pastinya akan menimbulkan dampak negatif.”
Rekor Jumlah Pemilih Mendaftar untuk Referendum Inggris
Sementara jumlah pemilih yang sudah mendaftar untuk memberikan suara pada referendum keanggotaan Inggris di Uni Eropa untuk hari Kamis (23/6) mencapai 46,5 juta orang, kata badan yang bertugas mengawasi pemilihan itu.
“Jumlah sementara pemilih Inggris dan Gibraltar mengindikasikan rekor baru di Inggris dengan 46.499.537,” kata Komisi Pemilihan Umum dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (21/6).
Rekor sebelumnya yaitu pada pemilihan umum tahun lalu, ketika jumlahnya mencapai 46.354.197.
Sama seperti pemilihan parlemen Inggris, warga Irlandia yang tinggal di Inggris -- jumlahnya diperkirakan mencapai 500.000 orang -- diizinkan untuk memberikan suara mereka.
Warga persemakmuran, termasuk warga dari negara Uni Eropa Siprus dan Malta, juga bisa memilih.
Komisi pemilihan umum mengatakan 24.117 orang sudah mendaftar di Gibraltar.
Batas waktu pendaftaran sebelumnya 7 Juni tapi diperpanjang dua hari setelah serbuan pada menit-menit terakhir menyebabkan situs pendaftaran resmi terganggu.
Sekitar 132.000 dari 525.000 orang yang berhasil mendaftar pada 7 Juni berusia di bawah 25 tahun, dibandingkan dengan sekitar 13.000 orang dari kelompok usia 65 hingga 74 tahun.
Jajak pendapat menunjukkan perbedaan pandangan antargenerasi, dengan pemilih lebih muda memilih untuk tetap bergabung di UE, sedangkan pemilih lebih tua mendukung Brexit. (AFP)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...