Turki-Israel Perbaiki Hubungan Diplomatik
ANKARA, SATUHARAPAN.COM – Turki dan Israel tengah membangun kembali hubungann diplomatik kedua negara yang memburuk setelah kejadian pada kapal Mavi Marmara yang hendak masuk ke Jalur Gaza, Palestina pada tahun 2010.
Seorang pejabat pemerintah Turki yang dikonfirmasi harian Turki, Hürriyet Daily News, mengatakan bahwa pejabat Israel dan Turki mengadakan pembicaraan di Swiss untuk mencapai kesepakatan bersama memperbaiki hubungan kedua negara.
"Kami belum mencapai kesepakatan," kata pejabat itu pada hari Kamis (17/12), karena ada laporan yang mengatakan bahwa kedua negara telah mencapai kesepakatan awal. "Namun (pembicaraan) itu dapat menghasilkan kesepakatan segera," kata pejabat itu.
Pembicaraan Turki dan Israel berlangsung beberapa hari dan pejabat di kantor Perdana Menteri Turki mengatakan bahwa pembicaraan terus berlangsung positif, namun belum ada konsensus yang dicapai.
Israel dan Turki sepakat untuk menormalkan hubungan, termasuk mengembalikan duta besar mereka ke masing-masing negara, sebagaimana dikutip Reuters dari seorang pejabat Israel.
Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan bahwa kedua negara mencapai saling pemahaman. Pejabat itu mengatakan Wakil Kementerian Luar Negeri, Feridun SinirlioÄlu, menjadi wakil Turki pada pembicaraan di Swiss itu.
Sebuah kesepakatan awal dicapai dalam pertemuan baru-baru ini di Swiss antara kepala badan intelijen Israel, Mossad, Yossi Cohen, utusan Israel, Joseph Ciechanover, dengan SinirlioÄlu, kata pejabat itu, yang berbicara kepada Hurriyet, tetapi tidak bersedia disebutkan namanya.
Seorang juru bicara Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu,menolak berkomentar dan sejauh ini belum ada komentar dari Kementerian Luar Negeri Turki.
Menurut laporan, di bawah kesepakatan awal, Israel bersedia memberikan dana kompensasi atas insiden Mavi Marmara, di mana marinir Israel menewaskan 10 orang Turki. Kapal bantuan berbendera Turki itu mencoba menerobos blokade Israel di Jalur Gaza pada tahun 2010.
Kejadian itu telah membuat hubungan Turki dan Israel memburuk. Namun disebutkan bahwa jika dana itu diserahkan, maka Turki akan membatalkan semua klaim terhadap Israel.
Upaya untuk membangun hubungan pada kedua negara telah lama dilakukan, termasuk pembicaraan telepon pada tahun 2013 antara Erdogan dan Netanyahu yang ditengahi oleh Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Namun usaha itu belum menghasilkan kesepakatan akhir pemulihan hubungan diplomatik secara penuh.
Prabowo Sempat Bertemu Larry the Cat di Inggris
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Selain menemui Raja Charles III, Perdana Menteri Keir Starmer, dan pejaba...