Turki Pecat 7.669 Polisi dalam Langkah Pembersihan Terbaru
ANKARA, SATUHARAPAN.COM – Turki memecat hampir 8.000 personel keamanan pada Kamis (1/9) malam, menurut media pemerintah, saat pembersihan dilanjutkan terhadap orang-orang yang diduga terlibat dalam kudeta gagal pada 15 Juli.
Sebanyak 7.669 polisi dipecat bersama 323 personel lainnya di gendarmeri, yang mengurusi keamanan dalam negeri.
Turki menuduh ulama Fethullah Gulen yang tinggal di Amerika Serikat dan gerakan Hizmet memerintahkan dan melancarkan pemberontakan gagal tersebut. Sebanyak 240 orang tewas termasuk 24 perencana kudeta dalam insiden itu.
Ankara juga menuduh Gulen menjalankan “negara paralel” dan menuduh pengikutnya menyusup ke lembaga pemerintah.
Gulen membantah keras semua tuduhan tersebut.
Selain polisi, Pemerintah Turki kembali memecat puluhan ribuan pegawai pemerintah dalam pernyataan resmi terbaru setelah dekrit negara dalam keadaan darurat.
Dalam penyataan resmi yang dikeluarkan pada kamis (1/9), seperti dilaporkan harian Turki, Hurriyet, ada tiga pengumuman pemecatan bagi lebih dari 40.000 karyawan publik.
Mereka dituduh terkait dengan kelompok yang berada di balik kudeta gagal pada 15 Juli, yang oleh pemerintah Turki disebut sebagai Organisasi Teroris Fethullahist (FETO).
Separuh lebih dari mereka, yaitu 28.163 bekerja di Departemen Pendidikan, kemudian Departemen Kesehatan dengan 2.018 personel , dan 1.642 yang dipecat dari Kementerian Keuangan dan instansi terkait.
Pengumuman itu menyebutkan, 733 pegawai dipecat dari kementerian Pangan, Pertanian dan Peternakan serta lembaga terkait, dan 439 orang dipecat dari Kementerian Keluarga dan Kebijakan Sosial.
Pengumuman itu juga menyebutkan 369 orang dipecat dari Kementerian Dalam Negeri, termasuk 24 gubernur, 102 wakil gubernur. Dari kantor Perdana Menteri , 302 orang dipecat, 215 orang dipecat dari Kementerian Luar Negeri.
Pada Direktorat Agama Turki (Diyanet), 1.519 orang dipecat, dan dari Dewan Pemndidikan Tinggi ada 2.346 orang yang dipecat, 605 orang dari Lembaga Keamanan Sosial (SGK) dan 312 dari lembaga penyiar negara, TRT.
Disebutkan, di antara yang dipecat itu adalah 7.669 polisi, termasuk 852 kepala polisi, 323 orang dari pasukan gendarmerie dan komando pengawal pantai.
Mereka diidentifikasi menjadi anggota atau memiliki kontak dengan FETO atau Dewan Keamanan Nasional (MGK) yang menentang negara, menurut laporan kantor berita Turki, Anadolu.
Menurut laporan itu, 2346 akademisi dipecat dari universitas. Dan sebelumnya berdasarkan UU keadaan darurat Turki telah memecat 80.000 orang pejabat pemerintah. (AFP)
Editor: Diah Anggraeni Retnaningrum
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...