UEFA Terapkan Hukuman Berat terhadap Rasisme
MANCHESTER, SATUHARAPAN.COM - Komite Eksekutif UEFA (Union of European Football Associations) Rabu (10/04) mendiskusikan sangsi yang lebih berat untuk pemain sepak bola yang terlibat dalam pelanggaran rasis. Sangsi baru diharapkan dapat diterapkan pada semua kompetisi di bawah UEFA, seperti Liga Champions dan Liga Eropa.
Badan Sepak Bola Uni Eropa ini juga berharap, hukuman baru yang lebih berat dan memiliki efek jera terkait pelanggaran rasis dapat diterapkan di semua kompetisi domestik di 53 negara anggota UEFA.
UEFA mengusulkan larangan bertanding sebanyak 10 kali sebagai sangsi pertama bagi pemain yang terlibat rasisme. Jika ada suporter diketahui terlibat rasisme, maka sebagai sangsi pertama UEFA akan melarang sebagian stadion dimana kejadian berlangsung untuk digunakan.
Sekjen UEFA, Gianni Infantino dalam Soccerex European Forum di Manchester, Inggris mengatakan: "Kami harus memiliki sanksi dan mereka harus mendapat efek jera, yang kita usulkan adalah seorang pemain atau pejabat dapat dihukum karena rasisme, mereka harus menerima 10 larangan bertanding dan bisa diperpanjang lagi."
"Jika ada suporter klub bersalah atas pelecehan ras, sangsi pertama adalah penutupan sebagian bagian stadion dari mana pelecehan rasis berlangsung.
"Untuk pelanggaran kedua, akan ada penutupan penuh dan denda minimal sebesar 50.000 euro."
Swiss dan Italia juga mengusulkan wasit dapat meninggalkan pertandingan jika ada pelecehan rasis dari fans terhadap para pemain dalam suatu pertandingan.
Infantino mengatakan jika aturan baru akan disahkan pada pertemuan komite eksekutif UEFA berikutnya pada Kongres UEFA di London 22-23 Mei dan direncanakan mulai berlaku mulai awal musim depan.
Rasisme telah semakin banyak terjadi dalam beberapa tahun terakhir, terutama di Eropa Timur.
(eurosport)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...