UKI Sediakan Beasiswa Pelajar Daerah Tertinggal
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Universitas Kristen Indonesia (UKI) menyediakan beasiswa pendidikan Strata 1 (S1) untuk pelajar dari tiga daerah tertinggal, yakni dari Papua, Mentawai, dan Nias.
Kepala Biro Humas UKI Angel Damayanti kepada satuharapan.com mengatakan, “UKI punya misi untuk membantu orang-orang di daerah tertinggal yang mau membangun masyarakat dan warganya,” kata dia pada Senin (12/1) siang di Kantor Rektorat UKI, Jakarta Timur.
Dalam pemberian beasiswa pendidikan bagi pelajar di daerah tertinggal, Angel mengaku UKI bekerja sama dengan pemerintah daerah (Pemda) Papua dan Nias.
“Kerja sama dengan Papua dan Nias sejauh ini lancar, namun kalau Mentawai kami belum menjajaki lebih jauh,” kata Angel.
Selain dibebaskan dari biaya pendidikan, para pelajar dari daerah tertinggal itu akan diberi fasilitas tempat tinggal (asrama), makan, dan uang saku. Namun, karena kuota asrama terbatas, UKI hanya menerima pelajar tidak lebih dari 45 orang setiap angkatan.
“Untuk tahun mendatang beasiswa daerah tertinggal belum ada karena kuota asrama hanya untuk 45 orang. Jadi menunggu mereka lulus, baru kami terima lagi yang baru,” kata Angel.
Untuk dapat menerima beasiswa ini, calon mahasiswa harus berkomitmen mau kembali lagi ke daerah setelah mereka lulus dan membangun daerahnya masing-masing.
“Mereka tidak boleh cari kerja di Jakarta karena mereka kami kuliahin untuk membantu masyarakat di daerah terpencil. Mereka harus kembali untuk membangun wilayahnya sendiri,” ujarnya.
Sementara itu untuk pilihan jurusan, UKI menyarankan calon mahasiswa dari daerah tertinggal memilih Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan (FKIP) dan Fakultas Teknik.
“Karena daerah tertinggal banyak membutuhkan guru dan insinyur pembangunan,” Angel menambahkan.
Banyaknya biaya yang ditanggung UKI untuk setiap mahasiswa penerima beasiswa ini tergantung pada jurusannya masing-masing. Rata-rata untuk tahun pertama, per mahasiswa membutuhkan biaya sekitar Rp 10 – Rp 15 juta. Untuk tahun kedua dan seterusnya, biaya yang ditanggung UKI otomatis akan lebih murah karena mahasiswa sudah lepas dari beaya pembangunan gedung dan lain sebagainya.
Sementara untuk proses rekrutmen, UKI mengaku selama ini mereka menerima calon mahasiswa dari daerah terpencil berjumlah 20 – 30 orang.
“Itu semua kami terima, namun dengan bimbingan yang lebih intensif karena terkadang mereka mengalami sock culture dan cara belajar berbeda. Kami juga memiliki bimbingan yang namanya tutorial, yakni kakak kelas membimbing adiknya. Bimbingan dari tutorial ini yang diharapkan bisa membantu mereka,” ujar Angel.
Menurut Angel, mahasiswa dari daerah terpencil rata-rata lulus tepat waktu dengan nilai yang cukup baik.
“Kami sedikit ‘memecut’ mereka kalau nilainya jelek, namun juga memberi penghargaan jika nilainya bagus,” kata Angel.
Selain beasiswa untuk pelajar dari daerah terpencil, UKI juga memiliki beberapa program beasiswa, seperti beasiswa prestasi dan beasiswa undangan.
“Calon mahasiswa atau yang masih duduk di bangku SMA, mereka bisa menunjukkan raport kelas XI semester dua dan kelas XII. Nilai pelajaran yang di UAN-kan jika di atas 8 kami bebaskan biaya SPP, biaya pendaftaran, itu ada skemanya,” ujarnya.
Untuk pemberian beasiswa ini, UKI bekerja sama dengan dikti dan beberapa perusahaan yang menyediakan beasiswa dalam bentuk CSR.
“Ada juga kerja sama dengan gereja-gereja seperti GKI, pemerintah (dikti), dan beberapa perusahaan seperti Astra,” kata Angel.
Informasi menganai beasiswa ini bisa diperoleh di Kantor Humas UKI, Jalan Mayjen Sutoyo Nomor 2, Cawang, Jakarta Timur atau telepon di (021) 8092425.
“Kami memberikan kuorta itu kurang lebih sekitar 50 orang perangkatan, dibatasi hanya untuk pendaftaran jalur prestasi sampai bulan April 2015,” kata Angel untuk calon mahasiswa yang ingin mendaftar di jalur prestasi.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...