Ukraina Akan Pasok Militer 30.000 Pesawat Nirawak Jarak Jauh pada Tahun 2025
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Ukraina berencana untuk memasok angkatan bersenjatanya dengan lebih dari 30.000 pesawat nirawak serang jarak jauh pada tahun 2025, kata kementerian pertahanan pada hari Kamis (5/12).
“Pesawat nirawak generasi berikutnya ini dapat beroperasi secara otonom dalam jarak jauh dan menyerang target musuh dengan presisi tinggi,” kata kementerian tersebut pada X, seraya menambahkan bahwa mitra internasional telah mendanai sebagian produksi tersebut.
Tidak Turunkan Usia Wajib Militer
Sementara itu, Ukraina juga mengatakan tidak akan menurunkan usia wajib militer untuk perang melawan Rusia, meskipun ada seruan dari sekutu utama Amerika Serikat, kata seorang pejabat senior kepada AFP pada hari Kamis (5/12).
Washington mendesak Kiev untuk mempertimbangkan perekrutan pria dari usia 18 tahun, bukan 25 tahun seperti saat ini, untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja di garis depan.
"Posisi kami setransparan mungkin: kami tidak akan menurunkan usia mobilisasi," kata pejabat tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim, kepada AFP.
Mobilisasi adalah topik yang sangat sensitif di Ukraina.
Perekrut tentara berkeliaran di jalan-jalan kota besar dan telah melakukan penggrebegan di restoran dan bar di Kiev untuk memeriksa apakah pria usia siap tempur telah terdaftar di otoritas militer.
Zelenskyy tahun ini menurunkan usia minimum wajib militer pria dari 27 menjadi 25 tahun, tetapi menolak seruan untuk melangkah lebih jauh.
Bulan lalu Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, Jake Sullivan, mengatakan Ukraina "perlu berbuat lebih banyak, menurut pandangan kami, untuk memperkuat garis pertahanannya dalam hal jumlah pasukan yang dimilikinya di garis depan."
Seorang pejabat senior dari pemerintahan Presiden AS, Joe Biden, yang akan lengser mengatakan pada bulan November bahwa Ukraina menghadapi krisis perekrutan "eksistensial".
Ketika ditanya tentang usia minimum wajib militer yang dianggap Washington, pejabat tersebut menjawab bahwa "menurut kami, ada nilai nyata bagi mereka untuk mempertimbangkan menurunkan usia wajib militer menjadi 18 tahun" -- sesuai dengan standar AS. Pejabat tersebut berbicara dengan syarat anonim.
Sebaliknya, Kiev mendesak Barat untuk memberinya lebih banyak senjata yang lebih baik untuk mempertahankan diri dari invasi Rusia.
"Tentara harus maju secara teknologi dan memiliki cukup senjata. Kami tidak akan mengimbangi, misalnya, kurangnya senjata atau jangkauannya dengan para pemuda," kata pejabat Ukraina tersebut kepada AFP.
"Ini bukan Perang Dunia Pertama, tetapi perang teknologi modern," pejabat tersebut menambahkan, menuduh Washington mencoba "mengalihkan tanggung jawab ke Ukraina" atas keterlambatan pasokan senjata.
Perdebatan tersebut terjadi saat pasukan Rusia mempercepat kemajuan di medan perang di timur dan saat kedua belah pihak mencoba mengamankan posisi yang lebih unggul sebelum presiden terpilih AS Donald Trump menjabat pada bulan Januari. (Reuters/AFP)
Editor : Sabar Subekti
Sri Mulyani Klarifikasi Alasannya Kerap Bungkam dari Wartawa...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memberikan penjelasan ter...