Ukraina Alami Krisis Terburuk Pasca Soviet
SATUHARAPAN.COM - Masalah ekonomi menjalar menjadi gejolak politik di Ukraina membuat Ibu Kota Kiev hancur disapu bentrok mematikan. Demonstrasi sejak tiga bulan lalu menyebabkan hampir 100 orang meninggal dan mendorong perubahan negara dengan puncaknya penggulingan Presiden Viktor Yanukovych pada akhir pekan lalu.
Perubahan politik di Ukraina terjadi setelah protes-protes selama beberapa bulan yang semula dipicu oleh keputusan Yanukovych mengalihkan pakta bersejarah dengan Uni Eropa ke Rusia.
Revolusi yang cenderung mendukung Barat telah memperoleh dukungan dari penduduk yang berbahasa Ukraina tapi mereka yang berdomisili di bagian timur (pro Rusia) tidak sepakat oleh perubahan-perubahan.
Pemimpin baru Ukraina, Presiden Oleksandr Turchynov, yang mengambil kontrol setelah menggulingkan Viktor Yanukovich pada Senin (24/2), tengah berusaha menghentikan protes-protes dan menyatukan rakyat kembali serta meminta negara-negara Barat untuk membantu Ukraina.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Senin (24/2) mengimbau Ukraina agar memelihara persatuan dan integritas teritorial.
Ban Ki-moon menegaskan permohonan kepada semua pihak menahan diri untuk tidak melakukan aksi kekerasan dan menegakkan prinsip-prinsip demokrasi dan HAM saat Ukraina berupaya menciptakan suasana kondusif menjelang pemilihan yang bebas dan adil pada 25 Mei nanti. (AFP)
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...