Ukraina dan Rusia Bertukar Tawanan Perang
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Lebih dari 200 tentara Rusia dan Ukraina telah kembali ke rumah dalam pertukaran tahanan, kata negara-negara yang bertikai, hari Senin (10/4).
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan 106 tentara Rusia dibebaskan dari tahanan Ukraina sebagai bagian dari kesepakatan dengan Ukraina.
Andriy Yermak, kepala staf Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan bahwa Rusia membebaskan 100 tahanan Ukraina.
Tidak ada pengumuman yang menyebutkan apakah ada perantara yang terlibat dalam perjanjian tersebut.
Beberapa tentara Ukraina mengalami luka dan penyakit parah, kata Yermak dalam pernyataan yang dipublikasikan di Telegram.
Dia menambahkan bahwa pertukaran tahanan sporadis terbaru dalam perang yang dimulai pada Februari 2022 “bukanlah hal yang mudah.” Dia tidak merinci.
Markas Besar Koordinasi Perawatan Tahanan Perang Ukraina menuduh bahwa hampir setengah dari 80 tentara laki-laki dan 20 perempuan yang kembali ke rumah “mengalami luka serius, sakit atau telah disiksa.”Namun belum memberikan bukti untuk klaimnya.
Menurut laporan berita Ukraina, salah satu tahananperempuan adalah Valeriia Karpilenko, seorang penjaga perbatasan yang membantu mempertahankan pabrik baja Azovstal di Mariupol. Mei lalu, dia menikah dengan seorang tentara Ukraina di ruang bawah tanah pabrik baja sementara pasukan Rusia mengepung kompleks tersebut. Suaminya dibunuh tiga hari kemudian.
Orang-orang Rusia yang dibebaskan diterbangkan dengan pesawat angkut militer ke Moskow untuk perawatan medis dan rehabilitasi, kata Kementerian Pertahanan.
Pertukaran semacam itu merupakan salah satu dari sedikit bidang kerja sama antara Ukraina dan Rusia. Kedua belah pihak telah mengembalikan ratusan tentara masing-masing, serta jasad pasukan yang gugur, sejak perang dimulai.
Sementara itu, kantor kepresidenan Ukraina mengatakan sedikitnya enam warga sipil terluka dalam penembakan Rusia terbaru. Secara terpisah, Gubernur Donetsk Pavlo Kyrylenko mengatakan pasukan Rusia menyerang pembangkit listrik dan bangunan tempat tinggal di provinsi timur.
Rusia juga menembaki sembilan desa perbatasan di Provinsi Kharkiv, Sumy, dan Chernihiv.
Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk, mengatakan dalam sambutannya di televisi bahwa negara itu memiliki hampir tujuh juta pengungsi internal, termasuk sekitar satu juta anak-anak.
Sebagian besar dari mereka telah meninggalkan rumah mereka di timur dan selatan untuk pindah ke lokasi yang lebih aman di Ukraina tengah dan barat. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...