Ukraina Merebut Kembali Lebih Banyak Wilayah Yang Diduduki Rusia
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan militer Ukraina telah membuat kemajuan besar dan cepat melawan pasukan Rusia dalam sepekan terakhir, merebut kembali lusinan kota di wilayah selatan dan timur yang telah dinyatakan Rusia dianeksasi.
“Pekan ini saja, sejak referendum semu Rusia, puluhan pusat populasi telah dibebaskan. Ini semua berada di wilayah Kherson, Kharkiv, Luhansk dan Donetsk,” katanya dalam pidato pada hari Selasa (4/10) malam.
Rusia mundur dari wlayah-wilayah yang dicaplok itu setelah mengadakan apa yang disebutnya referendum selama beberapa hari sejak 23 September, pemungutan suara yang dikecam oleh pemerintah Kiev dan Barat sebagai ilegal dan memaksa. Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pencaplokan mereka Jumat lalu.
Zelenskyy menyebut delapan kota kecil di Kherson di selatan baru-baru ini telah direbut kembali. Sebuah video yang dirilis oleh kementerian pertahanan Ukraina tampaknya menunjukkan bendera Ukraina dikibarkan di atas salah satu komunitas tersebut, kata Davydiv Brid, di Kherson.
Pasukan Ukraina merebut kembali beberapa desa di sepanjang Sungai Dnipro yang strategis pada hari Senin, kata pejabat Ukraina dan seorang pemimpin yang didukung Rusia di daerah itu.
Di timur, pasukan Ukraina telah memperluas serangan setelah merebut benteng utama Rusia di utara Donetsk, kota Lyman.
Pasukan Rusia di wilayah Donetsk dan Kherson telah dipaksa mundur dalam beberapa hari terakhir dan tampaknya berjuang untuk menghentikan tentara Ukraina yang semakin diperlengkapi Barat.
“Di beberapa daerah garis depan dimungkinkan untuk memperluas wilayah yang kami tangkap dari antara 10 hingga 20 kilometer,” kata Komando Operasi Angkatan Bersenjata Ukraina (UAF) selatan pada hari Rabu (5/10).
Pasukan Rusia menghancurkan cadangan amunisi mereka dan mencoba menghancurkan jembatan dan penyeberangan untuk memperlambat kemajuan Ukraina, kata UAF dalam laporan hariannya. Dalam 24 jam terakhir, Rusia telah kehilangan 31 prajurit, lebih dari 40 peralatan, termasuk delapan tank, 26 kendaraan lapis baja, dan howitzer kaliber besar, katanya.
Putin diperkirakan menandatangani pada Selasa (4/10) malam sebuah undang-undang yang secara resmi mencaplok empat wilayah Ukraina. Mereka mewakili sekitar 18% dari wilayah Ukraina. Namun Rusia tidak sepenuhnya mengendalikan salah satu dari empat wilayah yang diklaimnya: Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur dan Zaporizhzhia dan Kherson di selatan. Kremlin juga mengatakan pihaknya belum menentukan perbatasan wilayah yang dicaplok itu.
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, dikutip oleh kantor berita RIA pada hari Selasa mengatakan bahwa Rusia sejauh ini telah memanggil lebih dari 200.000 tentara cadangan dari 300.000 orang yang direncanakan.
Peta kementerian pertahanan Rusia yang disajikan pada hari Selasa tampaknya menunjukkan penarikan cepat pasukan Rusia dari daerah-daerah di Ukraina timur dan selatan di mana mereka berada di bawah tekanan berat dari serangan balasan Ukraina.
Video briefing harian kementerian tidak menyebutkan penarikan, tetapi pada peta yang digunakan untuk menunjukkan lokasi yang diklaim sebagai serangan Rusia, area teduh yang menunjukkan kontrol militer Rusia jauh lebih kecil daripada hari sebelumnya.
Di front timur, Denis Pushilin, pemimpin yang didukung Rusia di Donetsk, mengatakan pasukan Rusia sedang membangun garis pertahanan yang serius di sekitar kota Kreminna setelah didorong mundur. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...