Ukraina Tenggelamkan Kapal Selam Rusia dan Serang Lapangan Terbang
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Ukraina telah menenggelamkan kapal selam Rusia dan menyerang lapangan terbang Rusia dalam 24 jam terakhir, sejalan dengan lonjakan serangan jarak jauh terhadap target-target Rusia, kata para pejabat.
Rusia mengatakan pesawat nirawak Ukraina juga menyerang sebuah gedung apartemen, menewaskan satu orang.
Peningkatan serangan sejak bulan Juli terjadi saat Ukraina meningkatkan tekanan pada sekutu untuk mengizinkannya menggunakan rudal jarak jauh untuk menyerang target-target di Rusia. Sekutu Barat, khususnya Amerika Serikat, sejauh ini menolak, karena takut akan eskalasi dari Moskow.
Ukraina menyerang kapal selam kelas Kilo Rusia dan kompleks rudal anti pesawat S-400 di semenanjung Krimea yang diduduki Moskow, menurut pernyataan dari Staf Umum pada hari Sabtu (3/8). Sistem pertahanan udara tersebut didirikan untuk melindungi Jembatan Selat Kerch, pusat logistik dan transportasi penting yang memasok pasukan Rusia.
Unit-unit pasukan rudal, serta Angkatan Laut, merusak empat peluncur sistem pertahanan udara Triumph, sementara di pelabuhan Sevastopol, "Rostov-on-Don" — kapal selam armada Laut Hitam Rusia — diserang dan tenggelam, kata pernyataan itu.
Staf Umum juga mengonfirmasi bahwa pasukan Ukraina menyerang lapangan udara Morozovsk di wilayah Rostov setelah meluncurkan rentetan serangan pesawat nirawak besar-besaran ke Rusia. Serangan tercatat di gudang amunisi, tempat bom udara berpemandu disimpan. Operasi tersebut dilakukan oleh Dinas Keamanan Ukraina, Direktorat Utama Intelijen, dan Kementerian Pertahanan, kata pernyataan itu.
Sementara itu, Gubernur Belgorod, Rusia, Vyacheslav Gladkov, mengatakan bahwa seorang perempuan tewas dalam serangan pesawat nirawak Ukraina di sebuah gedung apartemen di kota Shebekino pada hari Minggu (4/8) dini hari. Pesawat nirawak Ukraina juga merusak beberapa gedung lain di kota itu, katanya.
Gladkov mengatakan delapan warga sipil telah terluka di wilayah tersebut akibat penembakan Ukraina dan puluhan serangan pesawat nirawak sejak hari sebelumnya.
Dalam rentang waktu satu bulan, Rusia telah mengalami peningkatan tempo serangan pesawat nirawak Ukraina dan serangan jarak jauh, yang menargetkan infrastruktur militer Rusia, termasuk lapangan udara dan depot minyak. Para analis mengatakan intensifikasi semacam itu diperlukan jika Ukraina ingin melemahkan kemampuan Rusia.
Ombudsman Ukraina Usut Kejahatan Perang
Ombudsman hak asasi manusia Ukraina, Dmytro Lubinets, mengatakan ia telah mengajukan banding kepada Komite Internasional Palang Merah dan Perserikatan Bangsa-bangsa untuk menyelidiki foto yang diduga memperlihatkan jenazah seorang tawanan perang Ukraina yang disiksa dan dieksekusi oleh pasukan Rusia. Ia juga telah meminta otoritas Ukraina untuk memverifikasi identitas korban.
Foto yang beredar di media sosial itu memperlihatkan jenazah seseorang tanpa kepala atau anggota tubuh. Associated Press tidak dapat memverifikasinya. "Ini bukan sekadar pelanggaran Konvensi Jenewa terkait Perlakuan terhadap Tahanan Perang, ini adalah perilaku monster," kata Lubinets dalam sebuah pernyataan di Telegram.
"Kami mengetahui laporan terkini di daring dan media. Kami menanggapi laporan ini dengan sangat serius. Cara kerja kami adalah menanggapi melalui otoritas terkait secara langsung dan rahasia," kata Pat Griffiths, Juru Bicara ICRC di Ukraina, kepada Associated Press pada hari Minggu (4/8)ketika ditanya tentang permintaan Lubinet.
"Secara umum, hukum konflik bersenjata sudah jelas. Tahanan perang harus diperlakukan secara manusiawi setiap saat," tambahnya. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...