Ukraina Tuduh Rusia Lakukan Kampanye Disinformasi, Memecah Belah Sekutu
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Ukraina pada hari Selasa (27/2) menuduh Rusia melancarkan kampanye “disinformasi” berskala besar untuk memecah belah sekutu Baratnya dan menyebarkan kepanikan di kalangan penduduknya.
Kiev semakin frustrasi dengan terhambatnya bantuan Barat dalam beberapa bulan terakhir, dan memperingatkan bahwa mereka telah kalah dari Rusia karena kekurangan amunisi.
“Tujuan internasional Rusia adalah mengurangi dukungan terhadap negara kami dari koalisi pro Ukraina di dunia,” kata badan intelijen Ukraina.
Mereka menuduh Rusia menyebarkan informasi palsu secara online dalam upaya untuk mengganggu upaya mobilisasi Ukraina, mempertanyakan kemampuan Kiev untuk menang dan mempromosikan gagasan bahwa Barat “lelah”.
“Layanan khusus Rusia memiliki pengalaman luas dalam melakukan perang hibrida. Mereka mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk serangan informasi terhadap Ukraina dibandingkan untuk perang konvensional,” tambahnya.
Dikatakan bahwa Rusia telah menganggarkan US$1,5 miliar (1,4 miliar euro) untuk kampanye disinformasi, termasuk hampir US$250 juta yang dihabiskan untuk “sentimen anti Ukraina” pada aplikasi perpesanan Telegram.
Mereka juga menuduh Kremlin mencoba menabur ketidakpercayaan pada pejabat publik Ukraina dan mempertanyakan mandat lima tahun Presiden Volodymyr Zelenskyy, yang akan berakhir pada bulan Mei.
“Menurut rencana musuh, pada paruh pertama bulan Juni, situasi di negara kita akan terguncang dan kemudian, dengan mengambil keuntungan dari situasi tersebut, Ukraina akan dikalahkan secara militer di Timur, yang merupakan ide utama dari operasi mereka,” pesan itu berkata.
Menghadapi kekurangan amunisi dan tenaga kerja di medan perang, tentara Ukraina mengalami kesulitan yang semakin besar di garis depan.
Mereka telah mundur dari sejumlah kota di front timur dalam tiga bulan terakhir, termasuk pusat industri utama Avdiivka pada awal Februari.
Meskipun para pemimpin Uni Eropa telah mengatasi penolakan yang sudah berlangsung lama dari Hungaria untuk menyetujui lebih banyak bantuan, dukungan dari sekutu terbesar Kiev, Washington, terhambat karena pertikaian di Kongres. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...