Ulama Bertemu di Kairo Bahas Fatwa Ekstremis
KAIRO, SATUHARAPAN.COM – Para Ulama Muslim berkumpul di Mesir pada hari Senin (17/8) untuk mengatasi munculnya fatwa ekstrimis dalam menghadapi ancaman kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS / Islamic State of Iraq and Syria) yang menyatakan diri sebagai "khalifah."
Para mufti, yang biasanya adalah penafsir resmi agama Islam di negara mereka, bertemu selama dua hari di Kairo untuk mengatasi apa yang oleh para ulama digambarkan sebagai remam fatwa ekstrimis.
"Anda tidak perlu diingatkan bahwa kelonggaran (dalam urusan) dengan fatwa yang tidak terkomunikasi dengan Muslim telah menghasilkan "pembunuhan dan pertumpahan darah," Ahmed al-Tayyeb, kepala lembaga Agama Islam, Al-Azhar, Kairo, mengatakan dalam konferensi itu, seperti dikutip AFP.
Namun masih belum jelas apakah usulan para ulama itu akan efektif dan realistis dalam menangani masalah tersebut, terutama di era internet, dan banyak Muslim berkonsultasi agama melalui situs web.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Islam, seluruh civitas pendidikan Islam tersedia secara online, dan pencarian melalui Google dengan cepat mendapat jawaban tentang pertanyaan agama.
Masalah tersebutn terkait kekejaman oleh ISIS di Suriah, Irak dan di negara di mana mereka bisa masuk. Pada kasus bada bulan Februari, militan ini mengumumkan mereka telah membunuh pilot Yordania yang mereka tangkap, Maaz al-Kassasbeh, dan kemudian memicu kemarahan di kalangan umat Islam.
Disebutkan, para endukung ISIS, antara lain mengambil justifikasi dari fatwa klasik yang diambil dari situs universitas besar di Arab Saudi untuk mendukung aksi pembunuhan bergaya eksekusi tersebut.
"Tujuan dari konferensi ini adalah untuk menyatukan pesan dari para mufti untuk menghadapi bentuk fatwa ekstremis dan kelompok-kelompok yang berbicara atas nama agama," kata Ibrahim Negm, penasihat Mufti Mesir, kepada AFP.
Negm mengatakan konferensi bisa memutuskan untuk membentuk sekretariat umum bagi mufti di kawasan itu, pusat-pusat memantau dan membantah fatwa ekstrimis, serta pelatihan untuk calon mufti.
Pertemuan para ulama itu juga bertujuan untuk "membangun strategi baru bagi komunitas Muslim di Barat dalam menghadapi pemikiran ekstremis," katanya.
Kekerasan Sektarian di Suriah Tidak Sehebat Yang Dikhawatirk...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penggulingan Bashar al Assad telah memunculkan harapan sementara bahwa war...