Ulama Iran Tuduh Perempuan Tak Berjilbab Menyebabkan Kekeringan
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM - Seorang imam Iran menyalahkan atas berkurangnya curah hujan di seluruh negeri pada para perempuan yang tidak mengenakan jilbab setelah berbulan-bulan protes nasional yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun dalam tahanan polisi.
Amini meninggal pada bulan September setelah penangkapannya oleh polisi moralitas Teheran yang terkenal keras karena dugaan pelanggaran aturan ketat pakaian jilbab di Republik Islam untuk perempuan, yang menyebabkan protes berbulan-bulan, kerusuhan dan perempuan menantang dengan melepas jilbab mereka.
Mohammad-Mehdi Hosseini Hamedani, perwakilan pemimpin tertinggi di kota Karaj dan imam shalat Jumat, mengatakan, gerakan melanggar tabu dengan melepas jilbab mereka, yang wajib bagi perempuan di Republik Islam, telah menyebabkan kurangnya curah hujan di seluruh wilayah negara,” situs berita Iran International melaporkan pada hari Jumat (13/1).
Iran telah menghadapi kekurangan air yang parah di seluruh negeri dan menghadapi kekeringan terburuk dalam 50 tahun. Krisis air telah mempengaruhi rumah tangga, pertanian, dan peternakan, dan menyebabkan pemadaman listrik.
Hamedani menegaskan kembali bahwa kepatuhan terhadap jilbab harus ditegakkan secara ketat di masyarakat dan menggambarkan mereka yang melepas jilbabnya sebagai “musuh” yang harus dilawan oleh negara.
“Tidak mungkin membayangkan kita hidup di negara Islam ketika kita memasuki beberapa institusi, pusat perbelanjaan, apotek, dll!” katanya, menyerukan pihak berwenang untuk memperingatkan toko-toko dan mal yang melayani perempuan yang telah melepas jilbab mereka dan menutupnya jika peringatan tidak cukup.
Penyebab Sungai Menjadi Kering
Ini bukan pertama kalinya seorang ulama Iran menghubungkan ritual Islam dengan kekeringan atau bencana alam.
Yousef Tabatabai Nejad, perwakilan pemimpin tertinggi di pusat kota Esfahan (Isfahan), mengatakan pada tahun 2016 bahwa perempuan yang membuka dan mengambil foto "seperti orang Eropa" adalah alasan sungai kota, Zayandeh-Roud (Zayanderud), menjadi kering, dan menambahkan bahwa jika ini terus berlanjut, hulunya juga akan mengering.
Sejak September, protes di seluruh Iran telah meningkat menjadi seruan untuk diakhirinya rezim Islam, yang menjadi tantangan terbesar bagi para ulama sejak revolusi 1979 menggulingkan Syah Iran.
Pihak berwenang telah menanggapi dengan kekerasan mematikan yang telah menewaskan ratusan orang. (Al Arabiya)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...