Ulama Mesir: Menonton Piala Dunia Haram
MESIR, SATUHARAPAN.COM – Ulama ultra konservatif Mesir pada puncak semangat internasional Piala Dunia mengatakan menonton pertandingan sepak bola tidak dapat diterima dalam Islam. Dia beralasan menonton pertandingan sepak bola itu mengganggu dan merusak bangsa-bangsa.
Yasser Borhami, anggota pendiri gerakan Salafi Mesir, Ad Da'wa As Salafiya (Dakwah Salafi), mengatakan menghabiskan waktu dengan menonton pertandingan itu gangguan untuk kewajiban agama dan duniawi yang akhirnya menyebabkan "kehancuran bangsa dan rakyat".
Pendapatnya tentang agama, atau fatwa, yang diunggah di grup situs web dalam video pada Sabtu (14/6), berbeda tajam dengan kebijaksanaan konvensional bahwa kompetisi olahraga dunia seperti Piala Dunia berfungsi untuk membina persahabatan dan pemahaman antara bangsa-bangsa di dunia.
Yasser Borhami mengatakan ada syarat yang akan membuatnya haram, atau tidak dapat diterima dalam Islam: jika menonton pertandingan itu mengalihkan perhatian dari kewajiban agama, mempertontonkan bagian-bagian tubuh yang beberapa Muslim percaya itu harus ditutup, atau menyebabkan Muslim untuk mencintai dan mendukung orang-orang kafir. Dan, katanya, pertandingan sepak bola biasanya memenuhi semua syarat itu.
Pernyataannya itu memicu kecaman, pada saat warga Mesir terpaku pada televisi mereka di pagi hari karena perbedaan waktu dengan Brasil.
Ditanyakan presenter yang merupakan penggemar sepak bola fanatik di saluran swasta Mesir CBC tentang fatwanya, Yasser Borhami kembali memberikan pernyataan, tetapi hanya sedikit. "Saya hanya mengatakan jangan buang waktu Anda." Dia mengatakan bahwa kata-katanya telah diplintir mereka yang ingin menyerangnya karena alasan politik.
Kelompok Yasser Borhami pernah menjadi pendukung kelompok Islamis Ikhwanul Muslimin yang naik ke tampuk kekuasaan di Mesir setelah pemberontakan 2011. Tetapi kelompok ini kemudian menjadi kritis. Mereka menuduh Ikhwanul Muslimin mendominasi kekuasaan politik. Borhami dan kelompoknya kemudian mendukung protes rakyat atas Ikhwanul Muslimin dan penggulingan militer Presiden Islamis Mohammed Mursi.
Dukungannya telah menelan banyak kelompok dukungan di antara akar rumput, khususnya kelompok muda Islamis konservatif. Tanpa sengaja, fatwanya terakhirnya tidak mungkin memenangkan kembali dukungan orang muda di negara tempat sepak bola menjadi olahraga nasional favorit. (alarabiya.net)
Editor : Bayu Probo
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...