Ulama Pahang Sebut Partai Non Muslim Kafir Dikecam Luas
MALAYSIA, SATUHARAPAN.COM - Anggota Parlemen Pulai, Johor, Malaysia, Datuk Nur Jazlan Mohamed menilai pernyataan Ulama Pahang, Datuk Seri Abdul Rahman Osman yang mencap kafir harbi orang-orang berbeda pandangan dengan Islam sangat berbahaya di tengah munculnya untuk pertama kali serangan kelompok ekstrem ISIS di Malaysia pekan lalu.
Nur Jazlan yang juga adalah deputi menteri dalam negeri itu mengatakan, pernyataan ulama seperti itu dapat memicu radikalisasi (self radicalisation) di kalangan simpatisan kelompok teror global tersebut.
"Pernyataan ulama itu dapat membawa konsekuensi yang tidak diinginkan karena datang dari seseorang yang menyandang status seperti dia, yang melahirkan bermacam-macam penafsiran," kata dia.
ahang Mufti Datuk Seri Abdul Rahman Osman’s “kafir harbi” label against those deemed opposed to Islam is dangerous in the wake of the first successful terror strike by Malaysian Islamic State (IS) recruits on home ground, Datuk Nur Jazlan Mohamed said.
Wading into the controversy still surrounding the senior Islamic cleric, the home deputy minister said such remarks can contribute to the self-radicalisation of Malaysian sympathisers to the global terror group.
“The Pahang mufti's remarks has unintended consequences as an opinion from someone of his stature can lead to many different interpretations.
- See more at: http://www.themalaymailonline.com/malaysia/article/pundits-fear-malaysian-muslim-self-radicalism-may-grow-after-muftis-kafir-h#sthash.UIjYRTa3.dpufahang Mufti Datuk Seri Abdul Rahman Osman’s “kafir harbi” label against those deemed opposed to Islam is dangerous in the wake of the first successful terror strike by Malaysian Islamic State (IS) recruits on home ground, Datuk Nur Jazlan Mohamed said.
Wading into the controversy still surrounding the senior Islamic cleric, the home deputy minister said such remarks can contribute to the self-radicalisation of Malaysian sympathisers to the global terror group.
“The Pahang mufti's remarks has unintended consequences as an opinion from someone of his stature can lead to many different interpretations.
- See more at: http://www.themalaymailonline.com/malaysia/article/pundits-fear-malaysian-muslim-self-radicalism-may-grow-after-muftis-kafir-h#sthash.UIjYRTa3.dpufahang Mufti Datuk Seri Abdul Rahman Osman’s “kafir harbi” label against those deemed opposed to Islam is dangerous in the wake of the first successful terror strike by Malaysian Islamic State (IS) recruits on home ground, Datuk Nur Jazlan Mohamed said.
Wading into the controversy still surrounding the senior Islamic cleric, the home deputy minister said such remarks can contribute to the self-radicalisation of Malaysian sympathisers to the global terror group.
“The Pahang mufti's remarks has unintended consequences as an opinion from someone of his stature can lead to many different interpretations.
- See more at: http://www.themalaymailonline.com/malaysia/article/pundits-fear-malaysian-muslim-self-radicalism-may-grow-after-muftis-kafir-h#sthash.UIjYRTa3.dpuf"Saya melihat pernyataan tersebut adalah pernyataan politik tetapi banyak orang akan melihatnya secara harfiah karena sebagai ulama ia dianggap membawa kebaikan dalam Islam. Pernyataannya memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan banyak orang dalam melakukan tindakan yang buruk," kata dia seperti dilansir Malay Mail Online pada hari Kamis (7/7).
Nur Jazlan menilai pernyataan Abdul Rahman sebenarnya tidak berniatan untuk mendukung penyerangan terhadap non Muslim tetapi akibat dari pernyataan itu banyak simpatisan atau pendukung ISIS di Malaysia mudah terpengaruh dan memiliki pandangan untuk menyerang non Muslim.
"Dia harus bertanggung jawab terhadap pernyataannya, karena dia adalah pejabat yang banyak didengar orang untuk mengikuti peryataan yang salah itu," kata dia.
"Gerakan pro-Islam sudah dimulai pada tahun 1970. Gagasan tersebut kini telah meresap ke berbagai lapisan masyarakat dan lembaga," kata dia.
Abdul Rahman menjadi sorotan setelah ia dikutip oleh surat kabar Utusan Melayu menyebut partai Democratic Action Party (DAP) sebagai kafir harbi karena menentang penerapan hukum hudud (hukum syariah). Dia menambahkan juga bahwa akan menjadi "dosa besar" bagi umat Islam untuk mendukung partai tersebut.
Pernyataan itu dinilai sangat keras, karena yang dikategorikan sebagai kafir harbi dapat dibunuh karena melawan pelaksanaan prinsip-prinsip Islam dan melawan Allah dan ditafsirkan sebagai ancaman kepada non-Muslim.
Sebagai catatan DAP adalah partai sekuler beraliran kiri yang menekankan persamaan etnis di Malaysia.
Basis massa terbesar partai ini adalah kaum urban dan non-Muslim terutama suku Tionghoa dan India di Malaysia.
Partai ini pada mulanya adalah cabang Malaysia dari Peoples Action Party Singapura.
Setelah mendapat sorotan, Abdul Rahman kemudian sempat melakukan beberapa klarifikasi, dan mengatakan istilah itu tidak ditujukan pada partai politik sekuler tetapi berlaku untuk siapa saja yang menentang Islam. Namun, ia tetap tidak menyesal atas pernyataannya dan dalam komentar terbarunya setelah serangan publik, ia menegaskan bahwa dia tidak bermaksud mengatakan diperbolehkan untuk menumpahkan darah kafir dalam jihad Muslim.
Pernyataan Abdul Rahman juga telah mendatangkan reaksi dari kalangan gereja, dan pihak kepolisian berencana meminta keterangan Abdul Rahman.
Sementara itu, Profesor Ilmu Politik dari Universitas Sains Malaysia, Ahmad Fauzi Abdul Hamid, mengatakan pernyataan ulama Pahang itu dapat mengakibatkan kalangan fanatik beralih ke tindakan radikal terhadap mereka yang dianggap sebagai anti-Islam atau kafir harbi.
"Serangan juga dapat dilakukan terhadap lembaga negara, karena sistem politik secara keseluruhan memungkinkan keberadaan dan kegiatan kafir harbi," kata dia.
"Janganlah kita berpikir ketika kafir harbi digunakan hanya untuk non-Muslim di Malaysia karena ISIS adalah gerakan militan yang meniru ajaran asli Wahhabisme yang terbentuk di negara Arab Saudi pada abad 18," kata dia
Gerakan tersebut dibentuk oleh kolaborasi di abad kedelapan belas antara Muhammad Abd al-Wahhab dan pemimpin suku Muhammad ibn Saud.
Wahhabisme adalah paham ortodoks dan "gerakan reformasi" Islam yang dibangun untuk mengembalikan apa yang dilihatnya sebagai ibadah Islam "murni".
Pengikut Wahhabisme juga disebut salafi, dan pada tahun 1970 gerakan yang dimulai dari Negara Arab Saudi menyebar di seluruh dunia.
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...